![]() |
Transportasi Online |
Waktu sedang di Cikarang Bekasi -di sebuah Mal- saya mencari taksi untuk balik ke hotel.
Tidak ada taksi sama sekali yang
parkir di Mall. Saya pun ke depan, ke pinggir jalan, mau mencegat taksi. Ada
beberapa taksi bluebird yang lewat, tapi mereka menolak berhenti.
Lalu saya pakai aplikasi Gojek,
tapi mereka juga menolak. Saya heran, ada apa?
Pelan-pelan saya sadar, disamping
kiri kanan saya berkumpul ojek pangkalan. Mereka bahkan tidak mau menyapa saya,
tapi terus mengamati. Mungkin berharap disamperi.
Saya males nyamperi, kebayang
getokan harganya yang -meski tidak seberapa- tapi bikin sakit hati. Saya pun
akhirnya jalan agak menjauh dari Mall dan mendapatkan Gojek disana.
Seperti biasa saya nanya-nanya ke
drivernya. "Kenapa sih bang, ojek pangkalan itu gak mau jadii gojek aja?
Kenapa bertahan meski sepi penumpang?".
Dan si abang gojek pun cerita
bahwa faktornya macam-macam. Ada yang surat motornya mati. Ada yang kendaraannya gak
memenuhi persyaratan. Dan terbanyak adalah faktor tidak mau berubah, karena
takut atau sudah merasa nyaman dengan situasi sekarang.
"Terus kenapa abang kok mau
berubah jadi driver online?" Tanya saya lagi.
Dia ketawa. "Mana bisa
teknologi dilawan, bang.." Katanya.
"Dulu orang pake mesin tik,
sekarang komputer. Dulu orang telepon pake wartel, sekarang handphone dah
murah. Lah, apa ojek konvensional bisa bertahan dengan situasi seperti itu?
Mau marah, marah ma sapa coba?
Dulu awalnya ya saya gitu, menolak. Trus demo, trus nyegatin ma mukulin driver
online. Tapi lama-lama capek juga, sedangkan keadaan juga tidak berubah.
Penumpang makin sepi, makin takut naik opang - ojek pangkalan.
Akhirnya saya urus surat-surat motor
saya dan mendaftar ke gojek. Saya ajak teman-teman lain, ada yang mau ada yang
nolak.
Malah sekarang jauh dari lumayan
kalau dah pake sistem online. Penumpang ada aja. Saya ma keluarga jadi bisa
makan. Waktu jadi opang, sibuk nyari utangan. Kebanyakan nongkrong ma ngobrol
yang gak berguna di pangkalan.."
Saya senyum. Pada saatnya ojek
konvensional tidak akan bisa bertahan. Mereka hanya takut dengan begitu
cepatnya perubahan sehingga bertindak reaktif dengan kepanikan. Pelan-pelan
mereka akan hilang jika tidak mau berubah.
Memang siapa sih yang mau
jualannya sepi terus?
Si abang gojek ini termasuk orang
yang cepat sadar dan tidak terbuai oleh rasa frustasi. Ia malah menikmatinya
sekarang. Benar kata Imam Ali, manusia cenderung takut akan sesuatu yang tidak
diketahuinya. Ketika sudah tahu, eh malah menikmatinya.
Wahai para pengemudi ojek
pangkalan, sampai berapa lama kalian bisa bertahan?
Minum kopi dulu sebelum
tenggelam..