![]() |
Bachtiar Nasir |
Kelompok khilafah ini memang
sangat licik... Mereka menyusup ke dalam ormas-ormas dan menunggangi untuk
tujuan jangka panjang mereka.
Di dalam, mereka berteriak-teriak
“persatuan Islam”, tetapi sesungguhnya apa yang mereka lakukan adalah mencari
simpati dengan mulut manis. Pada prakteknya, yang mereka lakukan adalah mengadu
domba umat Islam sendiri dengan ceramah-ceramahnya.
Mereka mengklaim kata “Islam” dan
kata “ulama” dan berlindung di baliknya. Ketika mereka di pukul mundur oleh
kelompok lain seperti Banser dan Ansor misalnya, mereka teriak “persatuan”. Dan
di sisi lain mereka menikam dalam-dalam.
Tidak mudah melihat pergerakan
mereka, kecuali bisa membaca apa yang terjadi di Suriah pada awal-awal
peperangan.
Di Suriah mereka melakukan hal
yang sama, mengklaim persatuan Islam untuk melawan pemerintahan yang sah.
Mereka menyusup ke militer dengan baju ustad dan ulama, memberi pengajian sekaligus
mencuci otak militer untuk melakukan pemberontakan karena pemerintah yag sah
sudah “melenceng dari jalur agama”.
Banyak yang tidak sadar di
Suriah, karena mereka berbaju ulama. Tetapi salah satu ulama kharismatik Sunni
yaitu Syaikh Ramadhan Al Bouthi, tahu siapa musang berbulu domba di belakang
nama agama.
Dan apa yang mereka lakukan?
Pada bulan Maret 2013, ketika
Syaikh sedang memberi ceramah di depan jamaahnya, bom bunuh diri meledak tepat
di hadapan Syaikh, di dalam masjid, sehingga Syaikh Ramadhan Al Bouthi tewas
seketika beserta beberapa jamaahnya.
Mereka membungkam orang-orang
yang membuka kedok mereka..
Di Indonesia ini, salah satu
kelompok ormas yang membuka kedok mereka adalah Nahdlatul Ulama. NU sudah tahu
pergerakan mereka sejak lama. Bahkan almarhum KH Hasyim Muzadi pernah
mengingatkan bahayanya kelompok transnasional ini.
Salah satu yang perlu diwaspadai
adalah yang bernama BN. BN ini sepak terjangnya di Indonesia sudah lama. Dia
termasuk penggerak dan ketua banyak ormas baru yang ekstrim. Ia menguasai jalur
penyiaran televisi dan sumber dananya berasal dari gerakan-gerakan sosial yang
dia ciptakan.
Salah satu rekam jejaknya yang
menunjukkan siapa dirinya, adalah ketika di Indonesia ia keliling dengan
membawa bendera pemberontak Suriah. Bendera yang berwarna hijau, putih dan
hitam itu adalah bendera pemberontak yang diklaim sebagai “pemerintah yang sah”.
Kelompok pemberontak inilah yang
menguasai jalur bantuan sosial ke Suriah. Dengan menjual gambar wajah memelas
dan kata “Save Suriah” ia mengumpulkan banyak dana untuk kepentingan
kelompoknya.
Belakangan diketahui bahwa
pemberontak Suriah itu berdampingan dengan ISIS dalam melawan pemerintahan sah
di Suriah, walau akhirny mereka juga perang sendiri rebutan siapa yang jadi khilafah.
Dan kembali BN ini mencari
panggung dengan mendatangi beberapa daerah melakukan apa yang dia namakan
tabligh akbar. Inilah yang hendak dicegah Banser dan Ansor dengan menolak
kehadirannya.
Meski di permukaan tampak adem
ayem, di bawah sebenarnya sedang panas2nya “pertarungan” antara kelompok pro
khilafah dan NU sebagai benteng NKRI. Yang bisa melawan mereka cuma NU saat
ini, karena NU sudah tahu apa yang mereka inginkan untuk negeri ini.
Lihat saja, bentar lagi akan
banyak yang teriak ini status “adu domba” dan “memecah belah Islam”. Itulah
yang mereka lakukan sambil terus bergerak dalam misi mereka, menjadikan
Indonesia seperti Suriah..
Waspadalah..