![]() |
Salam Atasmu Wahai Rasulullah |
Dalam perdebatan di grup-grup
Muslim-Kristen dahulu, banyak saya baca pernyataan- pernyataan yang menyudutkan
pribadi Nabi Muhammad SAW.
Hadis-hadis dikeluarkan sebagai
“bukti” bahwa Rasulullah adalah seorang barbar, penyuka perang, tukang kawin,
pedofilia dan banyak lagi hal yang menyeramkan yang menampilkan Nabi Muhammad
sebagai monster daripada seorang manusia, apalagi seorang manusia suci.
Apakah mereka salah? Tidak.
Mereka tidak salah. Hadis yang menyatakan seperti itu memang.
Kesalahan mereka adalah
ketidak-pahaman tentang hadis.
Hadis adalah kumpulan riwayat
berisi perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW. Dan perlu diketahui,
hadis ini adalah cerita dari mulut ke mulut, diriwayatkan dari orang ke orang.
Perlu dipahami juga, hadis itu
keluar sesudah ratusan tahun Rasulullah wafat dan dibukukan oleh para ulama dan
ahli sejarah.
Karena itu hadis ada kategori
atau derajatnya. Yang dikenal disini adalah derajat hadis shahih atau
dipercaya, hadis hasan atau hadis yang tidak bertentangan dengan Alquran tapi
informasinya kabur dan -terakhir- hadis dhaif atau informasi palsu.
Hadis bukan Alquran yang mutlak.
Ia bisa di kritisi dari zaman ke zaman sesuai informasi baru yang didapat oleh
para ulama.
Dan -ini yang penting-
kodifikasi hadis keluar pada masa kekhalifahan bani Umayyah dan bani Abassiyah.
Faktor yang perlu diperhitungkan disini adalah adanya hadis-hadis yang ditulis
untuk kepentingan para penguasa.
Jadi menggunakan hadis sebagai
bukti konkrit bahwa Nabi Muhammad adalah “monster”, sungguh tidak tepat.
Karena di sisi lain hadis juga
menggambarkan bahwa Nabi Muhammad adalah “lebih dari seorang manusia”, terutama
dari ahlak beliau yang jauh dari sifat-sifat kotor manusia.
Nabi Muhammad bukan Dr Jekyll and
Mr Hyde yang pribadinya bisa bertentangan satu sama lain dalam satu tubuh.
Masalahnya, pribadi “aneh”
Rasulullah Saw yang tertuang dalam hadis yang bertentangan dengan sifat beliau
sebagai pribadi yang terpuji, banyak yang diyakini oleh umat Islam sendiri.
Sebagai contoh dulu ada yang
bernama Syekh Puji yang meyakini bahwa menikahi anak di bawah umur adalah
“contoh” dari Rasulullah..
Karena itu, para ulama yang
“benar-benar ulama” selalu menyerukan, jika terdapat kabar pribadi Nabi
Muhammad SAW yang bertentangan dengan sifat asli beliau, kembalilah pada
Alquran.
Itulah petunjuk yang paling
benar. Meskipun ternyata dalam menafsirkan satu ayat saja, banyak yang saling
bertentangan. Contoh surat Almaidah 51 dengan berbagai penafsiran.
Saya selalu mengembalikan pribadi
Rasulullah Saw kembali pada tempatnya. Dalam Alquran disebutkan beliau
diturunkan untuk memperbaiki ahlak manusia, tidak mungkin beliau sendiri rusak
ahlaknya. Itu bertentangan dengan logika..
Itulah kenapa Allah SWT selalu
menyuruh hambaNya untuk berfikir dan menggunakan akalnya. Karena tanpa akal dan
pemahaman yang mendalam, maka kita akan menjadi umat buih di lautan. Banyak
tapi tidak berguna..
Salam atasmu, Ya Rasulullah.
Salam atasmu yang jejaknya sudah banyak disamarkan dan dibalut dengan fitnah
untuk menghancurkan dirimu dan umatmu.
Salam atasmu, wahai wahyu yang
berjalan. Salam untukmu dan seluruh keluargamu yang terpilih dan rela
berkorban..
Allahumma shalli ala Muhammad wa
Aali Muhammad..