![]() |
Blok Makaham |
“50 tahun dikuasai asing, blok
Mahakam akhirnya dikuasai Pertamina”.
Begitu headline dari beberapa
media, menyambut kembalinya blok Mahakam dalam penguasaan kita.
Blok Mahakam adalah sejarah
panjang penguasaan sumber daya alam kita. Dilaporkan sebagai sebuah blok dengan
cadangan minyak dan gas terbesar di Indonesia, sejak 1966 pengelolaan blok
Mahakam dikuasai oleh asing. Tepatnya PT Total E&P Indonesia dan Inpex
Corporation, gabungan dari perusahan Perancis dan Jepang.
Tahun 2008, PT Total & Inpex
sudah mengajukan perpanjangan. Tapi pada saat itu belum dijawab.
Menariknya, pada tahun 2013,
Kepala SKK Migas pada waktu itu Rudi Rubiandini, memberikan sinyal bahwa
pengelolaan blok Mahakam tetap akan diberikan kepada asing dan baru setahap
demi setahap akan dikuasai oleh Indonesia.
Kata Rudi, “Kuasai blok Mahakam
tidak seperti membangun pabrik tahu”.
Lobi-lobi dilakukan oleh
pemerintah Perancis kepada Jero Wacik, Menteri ESDM masa itu. Dan kasus ini
berkembang sampai Jero Wacik dan Rudi Rubiandini dilaporkan karena terindikasi
menerima suap dari kontrak perpanjangan blok Mahakam.
Para pejabat ESDM dan Migas waktu
itu memang membodohi bangsa Indonesia dengan statement, “Kita belum mampu
mengelola migas sebesar blok Mahakam”.
Jero Wacik dan Rudi pada akhirnya
masuk penjara, karena masalah suap dan korupsi di kasus lainnya..
Pada masa pemerintahan
Jokowi-lah, diputuskan bahwa pengelolaan blok Mahakam harus ada di tangan
Pertamina. Sudirman Said, Menteri ESDM pada masa itu, sudah memutuskan bahwa
pengelolaan blok Mahakam akan diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina.
Sayangnya, keputusan SS tersebut
tidak diimbangi dengan tindakan. Bahkan Energy Watch Indonesia menuding SS
hanya mengulur waktu saja dan pada akhirnya pengelolaan blok Mahakam akan
kembali pada asing.
SS akhirnya diganti dan Jokowi
menunjuk Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM..
Di tangan Jonan, akhirnya
Pertamina pun menguasai 100 persen saham pengelolaan blok Mahakam yang
kontraknya berakhir tanggal 31 Desember 2017 itu.
Meski begitu, Jonan memberi
kesempatan kedua pengelola asing lama untuk bisa ikut berpartisipasi mengelola
blok Mahakam. Tapi syaratnya, mereka harus BELI saham pengelolaan sebesar
maksimal 39 persen.
Dengan kepemilikan mayoritas,
maka Pertamina sebagai perusahaan negara mulai 1 Januari 2018, menjadi
pengelola penuh blok Mahakam.
Banyak yang meremehkan cadangan
blok Mahakam yang dikabarkan tinggal untuk 15 tahun lagi itu. Tapi sebenarnya
bukan masalah cadangan yang terpenting. Blok Mahakam adalah sebuah simbol
Nasional - seperti halnya Freeport.
Dengan dikuasainya blok Mahakam,
Indonesia kembali menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dan ini akan menaikkan
semangat nasionalisme bangsa Indonesia, bahwa “Kita bisa !”
Dan blok Mahakam juga diharapkan
sebagai ujian sekaligus tantangan untuk menaikkan nama Pertamina di mata
Internasional jika mereka berhasil menekan biaya produksi jauh lebih besar
daripada ketika dikelola asing..
Kepada Presiden Jokowi, Menteri
ESDM Ignasius Jonan dan kepada putra-putra bangsa yang bangga akan identitas
negerinya sendiri, sudah selayaknya kita memompa semangat dengan slogan “Mari
Bung, rebut kembali !”.
Kita rebut kembali pengelolaan
sumber daya alam kita dari tangan asing dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia..
“Bocorrr, bocor, bocorrrr...”
terdengar teriakan senyap yang semakin lama semakin menghilang ditelan gelap
malam. Angkat secangkir kopi!