![]() |
Unta Zaman Now |
Tahun 2018 adalah tahun politik.
Ada 171 daerah yang serentak
menyelenggarakan Pilkada. Dari 171 daerah itu, 17 diantaranya adalah Pemilihan
Gubernur.
Dari angka itu, ada beberapa
daerah yang menarik untuk diamati yaitu Pilgub Jabar, Jatim, Jateng dan Sumut.
Kenapa? Karena di ke empat provinsi itulah tokoh2 nasional tersebar.
Di Jabar ada Ridwan Kamil, Dedi
Mizwar dan Dedi Mulyadi. Di Jateng ada Ganjar Pranowo dan Sudirman Said. Di
Jatim ada Khofifah, Syaifullah Yusuf dan Azwar Anas. Di Sumut ada Djarot dan
mantan Pangkostrad Edy Rahmayadi.
Ke empat wilayah ini dilaporkan
diwaspadai akan dimainkan isu politik. Itu dikarenakan ke empat daerah itulah
yang jumlah pemilihnya terbanyak dari seluruh daerah di Indonesia.
Jabar masih menduduki peringkat
terbanyak, 30 juta pemilih tetap. Jatim nomer dua dengan 29 juta, Jateng 26
juta dan Sumut 9 juta.
Pilkada 2018 ini juga menjadi
ajang perebutan wilayah menuju Pilpres 2019. Gerindra-PKS-PAN sudah menyatakan
sepakat menjadi koalisi permanen di Pilkada 2018 dan Pilpres tahun depan.
Sedangkan PDIP-Golkar-Nasdem dan
koalisinya kemungkinan besar akan menjadi lawan mereka. Hanya Demokrat yang
selalu melihat kemana arah angin akan bertiup kencang, kesanalah mereka
melangkah.
Dan jika melihat gelagat,
Demokrat kemungkinan besar akan bersama koalisi PDIP, apalagi tersebar prediksi
bahwa Chairul Tanjung dikabarkan akan dicalonkan menjadi Cawapres Jokowi dan
AHY calon Menteri Olahraga.
Daerah yang paling rawan rusuh
masih tetap Jabar, karena isu SARA masih sangat rentan disini. Untuk membendung
isu itu, kekuatan dipecah antara Golkar (Demul) yang menggandeng Demokrat
(Demiz) dan RK (PDIP).
Di Jatim juga begitu. Gus Ipul
didukung PDIP-PKB dan Khofiffah didukung Demokrat.
Ini menutup celah koalisi
Gerindra yang berencana memecah kedua calon itu dengan menaikkan calon lain
dari kantong yang sama -NU- yaitu Yenni Wahid dan Mahfud MD.
Sayangnya mereka berdua menolak
dibenturkan dengan kedua saudara mereka di NU, oleh koalisi Gerindra-PKS.
Jateng masih belum muncul isu dan
peta kekuatan. Sempat muncul isu mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan jadi
salah satu Cagub, tapi kayaknya gak mungkin. Isu itu dibangun sebenarnya untuk
mengangkat nama Gatot supaya surveynya naik di Pilpres nanti.
Sumatera Utara juga menjadi
menarik ketika Djarot Syaiful Hidayat berangkat jadi Cagub. Lawannya
terberatnya adalah mantan Pangkostrad Edy Rahmayadi yang memainkan isu “putra
daerah”.
Lalu bagaimana dengan Anies Sandi?
Anies sedang sibuk mempersiapkan
diri untuk Pilpres nanti. Ia ingin seperti Jokowi yang cuman berapa bulan
menjabat trus jadi Presiden. Karena itu ia rela mengaduk-aduk lumpur dengan tangan
sendiri meski ia bisa minimal pake sekop atau pake excavator. “Tapi kan kurang
dramatis”.
Sedangkan Sandi dengan bangganya
promo bahwa sekarang kemacetan di tanah abang turun drastis sampai lebih dari
50 persen. “Iyalah, wong jalannya di tutup. Coba lihat daerah sekitar tanah
abang, niscaya kemacetan nambah 150 persen.”
Dan berita lain, Jonru “sunyi
sepi sendiri sejak ditinggal pergi” oleh kuasa hukumnya sedangkan Bachtiar
Nasir lagi kecanduan kencing onta..
KENCING ONTA????
“Iya lah, micin sekarang gak popular
lagi. Kencing onta ada pait-paitnya, apalagi kalau dicampur kencing penjualnya”.
Sekian pengamatan Pilkada 2018
yang diselingi berita “cuk & matamu picek” ala Sugik si Abi purun penyuka
jemblem.
Sedangkan Denny Siregar masih
ngopi dan terus diserang gegara tampilan ILC oleh bani micin gagal move on yang
komennya itu-itu aja sejak Prabowo gagal naik kuda.
Sekian dan terimakasih.
NB: Habib Rijik belum pulang juga??
MasyaAllah, lamanyaaaaa...
——————————————-
“Den, den.. antara judul ma isi
kok rada-rada gak nyambung ya??”
“Nyambung tuh. Yang penting
isinya ada habib rijik ma kencing onta kan? kan??”
“MATAMU PICEK!!!”