![]() |
Kembang Api |
“Apa keinginan papa tahun baru
nanti?”.
Tanya anak lelakiku yang sedang
menjelang dewasa. Kami sedang duduk melihat riuhnya kembang api meledak di
udara.
Malam ini gelapnya terasa indah..
Aku tersenyum. Kulingkarkan
tanganku ke pundaknya. Dia sudah hampir setinggiku sekarang. Kami seperti dua
bersaudara.
“Apa ya?” Senyumku menggodanya.
Dia pun tersenyum menanggapiku.
“Papa sudah banyak menghapus
keinginan papa. Sudah juga menghapus keinginan supaya kamu besar nanti jadi
apa.
Banyaknya keinginan itu membuat
papa dulu terpenjara. Papa ingin merdeka, mengalir seperti air, seperti apapun
Tuhan menghendaki..”
Aku menatap ke langit, satu bola
api berwarna-warni meledak lagi.
“Papa hanya ingin hidup lebih
tenang dengan jiwa stabil. Tidak menggantungkan diri pada manusia lain, cukup
dengan diri sendiri. Hidup berarti dan lebih berfungsi. Mengumpulkan banyak
bekal amal sebelum mati..”
Anakku memandangku tanpa
berkedip. Aku tersenyum, usianya masih sangat muda untuk mengerti.
Kuusap kepalanya dengan sayang.
Jagoanku, hiduplah seperti seorang pendaki. Ia tahu kemana ia akan pergi, dan
tahu berapa banyak bekal yang harus ia bawa nanti..
“Kamu punya keinginan apa tahun
baru nanti?”, Tanyaku kepadanya.
Dia melempar batu kecil yang
sedari tadi digenggamnya. Lalu menatap langit yang kembali berwarna-warni.
“Aku pengen seperti papa...”
Hening. Kutatap dia dari samping.
Tidak ada yang lebih indah hati seorang ayah, ketika ia bisa menjadi inspirasi
bagi anak lelakinya.
Kami kembali bersama menatap
langit. Malam ini, malam yang indah sekali.