![]() |
Takfiri |
Di satu malam, Imam Ali bin abu
thalib as berjalan bersama sahabatnya, Kumayl bin ziyad.
Di sebuah lorong, Kumayl
mendengar seseorang yang sedang membaca Alquran. Bacaannya sangat bagus dengan
suara yang merdu, sehingga yang mendengarnya terasa sesak dadanya. Kumayl
kemudian berkata kepada Imam Ali as, "Sungguh bagus bacaan orang itu.
Sungguh aku ingin menjadi rambut dan badan pembaca itu. Tentu
menyenangkan.."
Imam Ali as berkata, "Wahai
Kumayl, tidak perlu engkau berbicara begitu. Karena rahasia Tuhan akan
ditampakkan padamu.."
Waktu berlalu, dan sampailah pada
peristiwa besar di masa kekhalifahan Imam Ali as. Pasukannya memberontak dan
dikenal dengan nama perang Nahrawan. Imam Ali as berhasil mempertahankan kota
dan ia memandang ke penjuru dimana mayat-mayat bergelimpangan.
Ia menuju ke salah satu mayat dan
memanggil Kumayl bin Ziyad. "Wahai Kumayl, kenalkah engkau dengan orang
ini?", Kumayl menggeleng.
Imam Ali as berkata, "Ini
adalah orang yang sama yang membaca Alquran dengan suara merdu dimana kau ingin
menjadi rambut dan badannya. Apakah sudah ditampakkan rahasia Tuhan kepadamu?".
Dalam riwayat-riwayat hadis
banyak ditemukan perkatan Nabi bahwa ada zaman dimana banyak manusia yang
membaca Alquran sedangkan Alquran itu sendiri melaknat perbuatannya. Bacaan itu
bahkan tidak sampai dikerongkongannya.
Ia menjadi sombong dan zolim
karena merasa paling beragama. Pandangannya dibutakan dan hatinya mengeras.
Ia sibuk dengan ritual-ritual
tanpa sedikitpun mengisi akal dan hatinya dengan spiritual. Yang mengenaskan,
ia bahkan menjual ayat-ayat itu dengan bahasa sedekah, bahasa keimanan dan
banyak bahasa lainnya.
Tujuannya apa? Keuntungan duniawi
bagi dirinya.
Banyak dari kita yang lupa, kalau
masalah keimanan, iblis lah jagonya. Ibadahnya ratusan tahun lamanya.
Pakaiannya tauhid, tapi Tuhan tahu bahwa ia tidak bisa melepaskan
kesombongannya.
Terkadang saya merasa bahwa
secangkir kopi jauh lebih jujur dari seorang manusia. Ia pahit dan tidak
menyembunyikan kepahitannya. Ia hitam dan tidak menyembunyikan warnanya. Tapi
dari semua yang tampak sebagai kekurangan dimata sebagian orang, disitulah
sebenarnya kelebihannya.
Sudah lama saya meninggalkan
mengikuti pemikiran manusia berdasarkan baju agamanya, karena lebih mulya
belajar dari manusia yang mampu mengedepankan ahlaknya.