![]() |
Denny Siregar |
Saya mau cerita ini untuk berbagi
pengalaman aja..
Kira2 pertengahan tahun 2017
lalu, saya dipanggil seorang teman untuk check up di RS nya. "Mampir sini,
gua check. Kayaknya elu kurang sehat.."
Ah, sebenarnya paling malas ke
dokter karena pasti bilang, "kamu harus berhenti merokok bla bla..".
Tapi entah kenapa kakiku melangkah juga menghampiri dia. Dan di check up lah
aku pake lari2 di treadmill dan MRI segala macam.
"Oke, fixed. Kamu kena
jantung koroner.." Katanya.
Jedarrr ! Seperti petir menyambar
di ketek dan bulunya langsung hangus terbakar mendengar kabar itu. Jantung
koroner adalah penyempitan di pembuluh darah menuju jantung, sering dinamakan
Silent Killer atau pembunuh nomer satu di dunia.
Almarhum Adjie Massaid, pelawak
Basuki, Benyamin S dikabarkan mengalami hal yang sama tapi mereka tidak sadar.
Pas mereka melakukan kegiatan olahraga yang berat seperti futsal, mereka
langsung lewat.
"Harus operasi.." Kata
temanku. Ah gak mau, kataku. Aku tidak ingin ketergantungan obat dan kucari
alternatif saja utk penyembuhan.
Akhirnya beberapa bulan kucoba
pegobatan alternatif.
Entah bagaimana caranya, beberapa
teman mendengar kalau aku terkena jantung koroner. Kabar itu menyebar dari
mulut ke mulut. Bahkan para dokter juga mendengar.
Akhirnya aku dipaksa untuk check
up tapi tetap bersikeras tidak mau. Kukirim saja hasil check up temanku dulu ke
mereka, dan keputusannya harus operasi.
Yang membuat aku berubah pikiran
adalah almarhum Sys Ns yang meninggal mendadak. "Ah, bagaimana kalau aku
nanti seperti beliau ?" Perang batinku.
"Bagaimana nanti aku harus
menghadap Tuhan dengan pertanyaan kenapa kamu menyia2kan hidupmu sedangkan
banyak orang yang berusaha membantumu '?"
Akhirnya aku menyerah. Aku
bilang, "Saya siap operasi..".
Jujur, seumur hidup saya belum
pernah nginap di RS. Alhamdulillah, sakit selama ini gak pernah berat, cukup
minum decolgen aja trus tidur besoknya sudah sembuh. Kecuali bisulan di pantat
yang sempat gak bisa duduk 2 hari waktu SD. Memalukan, seganteng ini bisulan,
pantas dulu SD gada yang naksir. Eh, SMP ma SMA juga ding..
Hari H pun tiba..
Entah bagaimana, teman2 berjibaku
mengurus semua dokumen di RS untuk operasiku. Aku tahu operasi pasang ring itu
biayanya ratusan juta. Tapi ternyata banyak Malaikat di sekitarku.
Seorang dokter terhormat
menyediakan tempat untukku di RS. Seorang Profesor ahli jantung terkenal di
banyak negara menyediakan diri untuk mengoperasiku tanpa mau dibayar sesenpun.
"Supaya bang Denny bisa ngopi lagi.." katanya.
Dan beberapa teman yang terus
mendesak dan mengantarku sampai RS menguatkan diriku yang stres beberapa hari
memasuki dunia baru. Aku lebih sungkan menolak kebaikan mereka ternyata
daripada memikirkan kesehatan diriku.
Dan apa yang terjadi ? "Kamu
sudah parah ternyata. Kalau tidak operasi sekarang, satu waktu dapat serangan
dan kamu hanya punya waktu 90 menit utk dapat pertolongan. Bayangkan, kamu
tidak punya waktu 90 menit utk dibawa ke RS.."
Aku harus dipasang 3 ring
sekaligus karena ada penyempitan di pembuluhku. Dahsyat gumasyat..
Akhirnya di operasilah aku dengan
tanpa di bius total. "Tuhan.." doaku. "Terimakasih engkau
menyediakan Malaikat2 yang tidak bertanya agamaku apa saat menolongku.."
Dan aku melihat bagaimana proses mereka memasukkan sesuatu yang kecil melewati
pembuluh darahku.
Mau pingsan, tapi kok malu. Entar
dibilang, "Gagah doang di medsos, tapi tampil di ILC keok.." Eh,
bukan gitu ding.. Mereka bukan kampret.
Selesai sudah beberapa jam yang
menyiksa. Dan aku harus menghadapi para perawat yang sibuk ingin berfoto
bersama sambil membetulkan baju operasiku yang di dalamnya tanpa selembar
benangpun sehingga ada yang gondal gandul mengikuti gerak tubuh. Besar dan
gagah - tolong para lelaki jangan ada yang syirik ya..
Dan seperti biasa nasehat
bertebaran, "Mulai sekarang berhenti merokok dan bla bla bla..".
"Iya, dok.." Jawabanku standar dan otomatis seperti jawaban sekian
tahun lalu.
Akhirnya selesai sudah dengan
pesan nama RS jangan disebut karena takut di boikot 7 juta umat yang
keranjingan 72 bik narti. Okelah, saya pun bisa tenang tanpa ada kunjungan
siapapun kecuali beberapa orang yang entah darimana mereka tahu aku disitu.
Tiba2 ada pesan masuk, "Pak
Denny semua sudah di cover pembayaran kecuali selisih sekian juta tapi sudah
ditangani oleh seseorang yang tidak mau disebut namanya.."
Disitulah emosiku runtuh
seketika. Aku sejak dulu percaya, bahwa sesuatu yang baik yang kita lakukan,
pasti akan mengundang orang2 baik datang. Seperti Karma dan aku mengalami
sendiri keajaiban itu. Nama2 mereka tidak perlu diketahui, tapi pasti harum di
langit karena ketulusan mereka melakukan sesuatu.
Kado Valentine yang terindah..
Dan malam ini aku kembali
merenungi perjalanan hidupku sampai pada tahapan ini. Sendirian..
Teringat nasihat almarhum ayah
ketika ia masih ada, "Nak, jangan pernah berhitung untuk apapun yang kau
berikan kepada orang lain. Karena balasannya nanti tidak akan mampu kamu hitung
dengan jari tanganmu..."
Sebuah nasehat yang masih menjadi
patokan ketika berjalan di rimba kehidupan yang kadang banyak petunjuk
menyesatkan ini..
Ah, aku rindu secangkir kopi dan
sebatang rokok. Tapi aku harus berjuang untuk bisa mengurangi itu. Setidaknya,
rokok teman akan kukurangi kalau nanti ketemu..
Seruputtt.. Selamat malam...
"Loh, bang.. mana horornya
??"
"Lah, gak boleh merokok lagi
itu hororrrr tauk !!"
#gigitwajan.