![]() |
Pulang Kampung |
"Terus terang saya ingin
pulang karena hati ini amat sakit dan teriris tatkala saksikan bahwa sejak saya
hijrah situasi negeri semakin kacau balau.."
Subhanallah, mulia sekali hati
yang mulia Rizieq Syihab ketika menyampaikan alasan ketidak-pulangannya itu.
Meski ia berada dikejauhan, ia masih memperhatikan betapa kacau balaunya negeri
ini ketika ia sefang hijrah.
Memang Indonesia ini kacau balau
sejak ditinggal hijrah sang Singa. Pembangunan infrastruktur dimana-mana
menunjukkan ada orang yang ingin merusak Indonesia yang dulu masih alam asri
dan jalanan yang becek dan basah.
Di Papua, di Sumatera, Kalimantan
yang dulu perjalanan butuh berhari2 sampai ditujuan, sekarang rusak dan kacau
karena ditempuh hanya beberapa jam.
Semakin rusak dan kacau ketika
Papua sudah mulai menerapkan BBM satu harga. Ah, harga sudah tidak bisa
dipermainkan lagi dong nantinya. Kacau, kacau...
IHSG meroket mencetak sejarah,
menambah kekacauan negeri ini. OTT KPK dimana-mana, membuat korupsi jadi tidak
bisa lagi tampak Islami.
Semakin rusak dan kacau negeri
ini ketika perbatasan dipercantik dan banyak yang ingin menghutangi Indonesia
karena mereka sekarang sudah percaya bahwa Indonesia ke depan akan semakin
digdaya.
Tidak ada lagi antrean di pom
karena harga bensin stabil. Listrik mulai menyala dimana2 di daerah yang dulu
terlupa. Duh hancur sekali negeri ini sejak Imam besar hijrah.
Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia semakin terukur, dan ini menambah kekacauan karena kan
seharusnya keadilan untuk golongan mayoritas saja. Daerah2 berlomba
meningkatkan investasi asing yang masuk karena ekonomi mulai menggeliat.
Yang bikin lebih kacau balau, ini
semua terjadi hanya dalam waktu 3 tahun saja. Gimana coba dalam waktu 10 tahun
? Tentu berantakan semua..
Bachtiar Nasir berkata,
"Rizieq tidak mau pulang karena akan menambah Indonesia semakin
kacau.."
Teriris hati ini melihat
pengorbanan dari seseorang yang jasanya sangat besar untuk negeri ini. Ia yang
dulu berperang melawan Belanda, yang mempersatukan rakyat Indonesia dari semua
suku, ras dan agama, harus terasing di negeri orang lain.
Tidak usah pulang, bib. Tidak
usah. Kami tidak ingin engkau terluka. Nikmati saja masa tuamu disana, tempat
dimana engkau menikmati semua. Di Indonesia kacau balau dan menderita.
Habib tidak akan kuat tinggal
disini. Biar kami saja..
Jangan pulang, bib. Selamanya.
Engkau tidak akan pernah kami lupakan. Percayalah.
Semoga disana ada secangkir kopi,
dengan singkong goreng tipis2 dan tahu isi yang terhidang panas menggugah
selera.
Apa ? Disana gada seperti itu ?
Mamp.. eh maksudku, sungguh malangnya. Nanti akan ada yang kirimkan, tenang2
saja disana..
Seruput dulu gahwanya bib, jangan
pake sedotan ah, kurang jantan..