![]() |
Jokowi Serahkan Piala Presiden ke Persija |
Hla, saya dimarahin banyak orang
ketika menulis "blunder di piala Presiden".
Dengan segala argumennya mereka
seakan-akan menafikan ada "kesalahan besar" dalam strategi politik yang
dimainkan dalam piala Presiden.
Turnamen sepakbola sekelas piala
Presiden memang momentum yang bagus untuk menambah poin Jokowi menuju pilpres
2019, sesudah prestasi-prestasinya selama ini dalam pembangunan infrastruktur yang
terbesar dalam sejarah Indonesia.
Tapi yang perlu diingat, pihak
lawan juga sedang mengintip untuk mencari celah bagaimana memanfaatkan situasi
utk keuntungan mereka. Dan mereka mendapat poin itu di piala Presiden kemaren.
Meskipun mau berbusa-busa membela
Jokowi, harus mau mengakui bahwa insiden kemaren itu dimanfaatkan betul untuk
menaikkan pamor salah satu kandidat mereka. Dan media sosial penuh sorak sorai
yang menaikkan semangat "the kampretos" sesudah kemaren down dihajar
banjir seantero Jakarta.
Dalam banyak survey, nama Jokowi
masih mendominasi sebagai pemenang pilpres 2019. Ini yang harus dijaga, jangan
malah dirusak hanya karena ingin membela Jokowi mati-matian.
Salah satu cara menjaga nama
Jokowi adalah dengan banyak merangkul kandidat-kandidat politik lawan Jokowi nanti. Ini
permainan elegan, dengan begitu Jokowi akan terlihat sebagai politikus yang
terhormat dan menghargai pihak lawan.
Lawan pun tidak bisa memainkan
serangan memanfaatkan blunder karena mereka sudah kalah pamor duluan.
Ingat cara Jokowi mengundang
Prabowo dan SBY ke istana misalnya? Ini strategi yang sangat brilian karena
bukannya menaikkan pamor Prabowo dan SBY, tetapi nama Jokowi yang berkibar.
Karena itu salah besar ketika
Anies malah dilarang mendampingi Presiden. Seandainya saya tim Jokowi, saya
akan minta Presiden menyuruh Anies menyerahkan piala kepada Persija. Dengam
begitu, Jokowi akan terlihat tambah elegan karena sangat "rendah
hati" di mata masyarakat banyak dan pujian-pujian akan diarahkan kepadanya.
Sasaran strategi itu tentu bukan
untuk die harder Jokowi yang sudah pasti memilihnya nanti, tapi untuk swing
voters yang masih ragu terhadap Presidennya sendiri.
Ibarat maen sepakbola nih, Jokowi
sebenarnya dah menang karena skor. Karena itu banyak-banyak aja mainin bola dan
buang, bukan menyerang yang nantinya jadi serangan balik mematikan.
Siapapun tahu saya pendukung
Jokowi, tapi saya tidak buta untuk melihat bagaimana strategi politik dimainkan
lawan untuk merebut posisi pertama.
Pakde lebih baik membangun tim
strategi yang matang dalam satu komando, supaya tidak ada langkah sporadis yang
blunder kayak kemaren.
Mainkan Jokowi yang misterius
dalam "menghantam" lawan. Jangan main "pukul" lawan di
publik, tapi bawa ke tempat sepi, dan tikam dalam-dalam..
Sambil seruput kopi, saya ingin
mengingatkan satu hal penting. Jangan lupakan planning dalam strategi, karena
di dalam planning itu ada rencana.. Planning is rencana..
Pahamkan itu, sariawan...