![]() |
Pom Bensin |
Ketika sedang berada di SPBU,
saya miris melihat antrian panjang mobil di tempat pengisian bertuliskan
PREMIUM..
Sedangkan yang Pertalite, apalagi
Pertamax, antrian jauh lebih sedikit.
Mobil-mobil yang antre mengisi
Premium bukan mobil keluaran lama, apalagi jenis angkot atau kendaraan umum
lainnya. Tetapi jenis mobil terbaru keluaran 2015 keatas dengan warna warni
yang gemerlapan.
Mungkin mereka belum tahu bahwa
Premium adalah bensin beroktan terendah diantara bbm lainnya, RONnya cuma 88.
Penggunaan Premium dalam mesin
berkompresi tinggi, akan menyebabkan mesin mengalami knocking atau ngelitik.
Sebab, Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai
dengan gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang, sehingga
terjadi inefisiensi.
Dari sisi finansial, knocking
yang berkepanjangan menyebabkan kerusakan piston; sehingga kendaraan bermotor
harus diganti pistonnya.
Itulah kenapa seharusnya Premium
dihapus dari daftar bbm yang ada. Masalahnya, kita sudah puluhan tahun menggunakan
Premium tanpa tahu kenapa. Mungkin itu keuntungan buat pabrikan mobil supaya
kita lebih sering ganti sparepart atau lebih cepat ganti mobil sekalian.
Premium tidak dihapuskan segera
oleh pemerintah karena masih banyak penggunanya. Jika dihapuskan langsung, bisa
terjadi gejolak karena kita sudah terbiasa dipersepsi jika terjadi kenaikan bbm
akan memicu kenaikan di seluruh bidang.
Padahal subsidi premium itu
memberatkan. Dengan kenaikan harga minyak sekarang, premium seharusnya dijual
dengan angka 7000 per liter tapi harus terus disubsidi supaya harganya tetap
berkisar di 6500 per liter.
Sebenarnya bahasa SUBSIDI saja
sudah memalukan. Subsidi seharusnya diperuntukkan untuk masyarakat ekonomi
lemah, yang bergantung pada kebijakan pemerintah untuk menyelematkan
ekonominya. Bukan masyarakat yang mampu membayar cicilan mobil 3-5 juta rupiah
per bulan..
Ah, mungkin benar ide seorang
teman waktu itu. Supaya ada rasa malu untuk mengisi premium, seharusnya di SPBU
khusus Premium ada tulisan besar-besar, "PREMIUM UNTUK MASYARAKAT EKONOMI
LEMAH. ANDA EKONOMI LEMAH? SILAHKAN ISI DISINI BENSIN ANDA.."
Seperti secangkir kopi. Gak perlu
gaya2an ngopi di lobi hotel bintang 5 dengan harga secangkir mencapai 90 ribu
rupiah plus plus kalau ekonomi anda belum kesana. Kelas warkop, ya warkop aja.
Toh nikmatnya gak jauh beda. Ada wifi ma bisa petangkringan lagi..
Seruput dulu ahhh..