![]() |
Prabowo Subianto |
"Indonesia bubar tahun 2030!!".
Begitulah statemen Prabowo -dengan
berapi-api dan tangan sibuk bergerak kesana kemari- yang tersebar di youtube
entah dalam acara apa, kapan dan dimana. Dan lucunya, Ketua DPP Gerindra ARP
sesudah di konfirmasi pun mengatakan tidak tahu kapan video itu dibuat.
Tapi lepas dari itu semua,
disinilah saya bisa menilai jelas perbedaan karakter Prabowo & Jokowi dalam
memimpin.
Prabowo cenderung memainkan
atmosfir ketakutan pada masyarakat supaya ia mendapat legitimasi sebagai
penyelamat. Ia membangun persepsi bahwa "ada masalah besar di depan dan sayalah
yang akan menyelesaikan". Jadi harus pilih dia nanti supaya kita semua
aman.
Saya jadi ingat masa Soeharto
yang selalu memainkan ketakutan akan PKI dan hanya militer atau TNI AD sajalah
yang bisa menjaga negeri ini. Bangunan ketakutan akan bangkitnya PKI terus
dipompakan selama 32 tahun ia berkuasa, supaya rakyat tetap ingat bahwa
"dialah pahlawannya".
Dan ini mau diteruskan oleh
mantan Panglima sebelumnya, yang berkeliling kemana-mana sambil menyebarkan
bayangan munculnya hantu PKI yang sebenarnya sudah lama mati.
"Fear is the mind killer",
kata Frank Herbert, yang mengartikan bahwa ketakutan adalah senjata pembunuh
pikiran. Orang kalau sudah takut cenderung emosional dan sulit berfikir
rasional. Inilah yang sedang dimainkan di negeri ini.
Beda dengan Jokowi..
Jokowi adalah orang optimis yang
membangun harapan pada masyarakatnya bahwa negeri ini satu waktu akan besar dan
berjaya kembali. Tidak pernah ia sedikitpun ragu apalagi takut bahwa Indonesia
akan bubar, bangkrut ataupun pecah. Ia malah berkata, "Indonesia akan
berjaya. Tegakkan kepala !!"
Dan ia tidak hanya ngomong, tapi
bertindak dengan membangun infrastruktur dimana-mana..
Prabowo mirip seorang seorang ibu
yang selalu menakut-nakuti anaknya, "Ayo masuk, entar kamu diculik wewe
gombel loh.." Dan ia selalu berhasil dengan cara itu meski tidak paham
bahwa hasilnya si anak menjadi penakut ketika dewasa..
Sedangkan Jokowi selalu memeluk
anaknya dengan cinta sambil membisikkan, "Kamu akan menjadi orang besar
nanti. Aku percaya itu.." Dan si anak pun menjadi orang yang percaya diri
karena dia dibangun oleh harapan-harapan bahwa ia adalah orang yang berguna.
Jika Prabowo menawarkan suasana
gelap di depan, Jokowi membawa lilin sebagai penerang.
Disanalah beda karakternya mereka.
Bagai bumi dan langit..
Jadi terserah anda, mau
ditakut-takuti seumur hidup atau mau diyakinkan bahwa bangsa ini besar jika
kita berfikir besar..
Kalau saya sih, lebih baik biar
pak Jokowi tuntaskan saja dulu kepemimpinannya sampai tahun 2024, dan pak
Prabowo mungkin bisa nyapres lagi di tahun 2030 supaya Indonesia tidak bubar..
Setuju? Seruputtt...