![]() |
Jokowi |
Di beberapa status, banyak yang
mengejek masalah bahasa Inggris Jokowi yang menurut mereka belepotan..
Bahkan ada yang membandingkan
dengan Anies Baswedan saat bicara di Turki. Mereka juga membandingkan dengan
SBY saat menjadi pembicara utama di ajang internasional. Apalagi kalau mau
dibandingin sama BJ Habibie..
Tentu pada posisi itu Jokowi
kalah jauh. Jangankan pake bahasa Inggris, kadang pake bahasa Indonesiapun
Jokowi terlihat lemah karena ia memang bukan orator.
Jokowi tidak pernah menghabiskan
tahun-tahunnya dengan bersekolah diluar negeri. Ia datang dari keluarga miskin,
yang untuk sekolah saja harus berfikir membiayai dirinya sendiri. Jadi wajar
saja jika ia tidak akrab dengan bahasa diluar bahasa ibunya sendiri.
Beda dengan Anies Baswedan yang
pernah menghabiskan tahunan di Amerika bersekolah di University of Maryland
School of Public Policy dan Northern Illinois University. Ia punya uang untuk
sekolah dsitu..
Jokowi juga bukan SBY, yang
mendapat kesempatan bagus dari TNI untuk disekolahkan di Fort Benning, US dan
ditugaskan ke Panama, Jerman Barat dan Belgia. Mungkin pada saat itu, Jokowi
sedang bekerja menjadi karyawan di sebuah perusahaan swasta kelas menengah..
Jangan pula dibandingkan dengan
BJ Habibie, yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di luar negeri karena
ilmunya yang dipakai dibanyak negara. Jokowi mungkin saat itu sedang membangun
perusahaannya dari nol sekali mulai dari mencari kayu sampai mencari pembeli..
Rekam jejak Jokowi keluar negeri
adalah saat dia harus berhubungan dengan buyernya, dimana yang dipakai adalah
bahasa pedagang, bahasa umumnya, yang tidak begitu penting akan tata bahasa,
tetapi dimengerti oleh kedua belah pihak sehingga terjalinlah hubungan yang
menguntungkan sekian lama..
Dengan bahasa dagang itu, asset
Jokowi berkembang menjadi puluhan miliar rupiah. Tidak ada yang meremehkannya,
bahkan ia didapuk menjadi ketua Mebel dan Kerajinan Indonesia Solo Raya atau
Asmindo..
Dengan bahasa yang sama, Jokowi
berhasil menaikkan kota Solo menjadi kota hub yang berpengaruh di Jawa Tengah
saat dia menjadi Walikota. Bahasa Jokowi juga yang berhasil memindahkan ribuan
pedagang keras kepala di Solo sesudah berdialog sekian bulan lamanya.
Dan bahasa yang sama pula ketika
Jokowi membangun tol laut, bandara-bandara, jalan di Papua, jalur kereta dan
bendungan raksasa. Dan itulah bahasa yang sebenar-benarnya bahasa, bukan bahasa
diplomasi semata, tetapi bahasa kerja.
Apakah dengan ketidakmampuan
Jokowi, ia diremehkan oleh negara luar sana ?
Ah, tidak juga. Bahkan majalah
Times menghormatinya dengan menampilkan wajah Jokowi di sampul depannya. Bahkan
Direktur IMF memujinya atas pencapaiannya. Dan Mark Zuckerberg juga Jack Ma
menghormatinya karena keilmuannya bukan karena bahasanya..
Kalau cuman bahasa Inggris pintar
saja dijadikan acuan, catat saja, berapa pejabat yang jago bahasa Inggris tapi
berakhir menjadi pesakitan di penjara ? Tidak ada korelasinya antara bahasa dan
kemampuan kinerja..
Tanya Putin, apakah ia berbahasa
Inggris dengan baik saat diwawancarai CNN ? Tidak. Tanya Soeharto, pernahkah ia
menggunakan bahasa Inggris di publik dengan baik ? Juga tidak. Tapi
ketidak-mampuan itu tidak mencegah mereka menjadi pemimpin negara yang
berkuasa.
Jadi temanku yang baik, yang
selalu mengejek pemimpinmu karena tidak mampu berbahasa Inggris dengan benar
menurutmu, sini saya ajarin satu kalimat dalam bahasa Inggris, "Wish a
does do wrong ? Next do wrong, a does the seek.. been she gear.." (Pake
Jowo ae ojok sok keminggris..)
Eh, seruput eta englishnya what??