![]() |
Buih di Lautan |
Sejatinya malu mengaku muslim.
Karena muslim itu berarti orang yang taat kepada Allah dengan mengikuti
petunjuk RasulNya.
Tapi itu sangat berat, sehingga
yang paling mudah ya cukup mengaku-aku saja. Muslim di baju bukan dalam
perbuatan..
Jadi kalau ada yang membentak,
"Muslim macam apa kalian ??".
Aku akan bilang, aku muslim
berdasarkan nafsuku.
Nafsu bahwa aku berada dikapal
yang paling benar. Dimana aku otomatis akan menjadi orang yang paling benar.
Meski aku terlupa, bahwa kebenaran adalah kebenaran dan tidak terkait dengan
individunya.
Karena merasa benar, aku berhak
mengkafir-kafirkan orang. Padahal muslim dan kafir adalah hak preogratif Tuhan.
Hanya Ia yang berhak menilai hambaNya.
Tapi kan tidak bisa begitu. Aku
harus menunjukkan kekuatanku. Aku takbir dimana-mana untuk menunjukkan
kesolehanku. Mumpung menjadi mayoritas, aku harus terus menekan. Kalau di
negeri orang kan aku minoritas, gak bisa berbuat seenakku.
Nanti di negeri orang kalau aku
mengganggu mereka, mereka bisa membentakku, "Muslim macam apa kalian
???"
Orang bilang bahwa Nabiku turun
untuk memperbaiki ahlak manusia. Karena itulah aku ingin menunjukkan ahlakku
kepada mereka yang tidak seiman, "agamamu agamamu dan agamaku adalah
agamaku. Tapi awas kalau macam-macam dengan agamaku.."
Itulah ahlakku, tidak penting
orang suka apa tidak yang penting aku sampaikan apa agamaku, bukan apa
perbuatanku.
Soalnya kalau aku tidak
menunjukkan apa agamaku dengan berang, kelompokku akan menghardikku,
"Muslim macam apa kalian ???"
Lagian aku kan pasti masuk sorga
dan mereka adalah penghuni neraka. Jadi karena sudah pasti, untuk apalagi aku
harus hormat pada sesama ?
Mereka lebih rendah dari aku,
meski mereka lebih banyak menolong orang daripada aku, meski mereka lebih
banyak mengasihi orang daripada aku, tapi Tuhan pasti melihat "apa agama
seseorang" bukan apa "amal baik kalian".
Nah, waktu aku aku sedang asik di
Car Free Day, dan mengolok2 seorang ibu dan anaknya yang menangis karena
berbeda pandangan dengan aku, aku kaget ketika si ibu membentak,
"Muslim macam apa kalian
??!!"
Aku akan menjawab dengan tegas
pula. "Aku, muslim berdasarkan nafsuku !"
Haha, lebih baik ngopi saja.
Setidaknya kopi mengingatkan, akulah calon penghuni sorga...
Benar kan, Tuhan?
Tuhan??
Setidaknya, jawablah... Jangan
diam saja.