![]() |
Tenaga Kerja |
Masalah lapangan kerja sejak dulu
menjadi masalah klasik kita..
Ingat, antrian panjang mengular
di acara-acara "Lowongan Kerja" ? Bukan hanya terjadi pada era
Jokowi, bahkan era Soehartopun sudah ada. Ini karena meledaknya angka usia
produktif yang tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada.
Karena apa? Banyak faktor. Mulai
pendidikan yang tidak mengandalkan ketrampilan bekerja sampai konsentrasi
pembangunan yang terpusat banyak di pulau Jawa.
Jadi, jangan salahkan Jokowi saja
kalau tenaga kerja kita banyak berkumpul di pabrik-pabrik sebagai buruh, bukan
sebagai profesional. Mereka datang dari banyak pulau yang bertani bukan lagi
pilihan karena tidak berkembang.
Toh, Jokowi sekarang juga sedang
membangun pulau2 yang dulu dibilang tertinggal dengan infrastrukturnya supaya
investasi bisa masuk kesana dan ekonomi menggeliat.
Tenaga kerja asing dan aseng, itu
juga sejak dulu bukan sekarang ini saja. Tapi mereka tidak menjadi pekerja
kasar. Memang berapa sih gaji pekerja kasar ? Kan lebih baik bayar orang
Indonesia yang mau digaji UMR daripada harus datangkan tenaga kasar dari China
misalnya yang gajinya bisa berlipat-lipat, belum lagi transportasi dan
akomodasinya..
Jadi pahami ini dulu sebelum
sebar-sebar berita tenaga kerja asing mengancam tenaga kerja Indonesia..
Lagian musuh tenaga kerja itu
sekarang bukan asing dan aseng..
Musuh terbesar pekerja sekarang
ini adalah teknologi. Teknologi yang bisa menggantikan tenaga manusia. Coba
perhatikan, banyak Bank di Inggris yang sudah merumahkan pegawainya karena
sistem Bank melalui digital sudah menjadi kebutuhan sekarang. Belum lagi robot
di pabrik-pabrik yang jelas lebih murah daripada pekerja yang kerjanya demo dan
menuntut saja..
Bayangkan restoran sekelas
McDonald. Satu waktu, mereka akan mengganti banyak tenaga kerjanya dengan mesin
karena lebih efisien. Kalau sudah begitu mau apa ?
Masih mending era internet ini
juga menciptakan lapangan kerja baru. Sebagai contoh, Gojek dan Grab yang
membuka ribuan lapangan kerja. Tapi itupun tidak bisa menjadi gantungan, karena
mereka juga akan dengan mudah mengganti driver karena ketatnya kompetisi
diantara para driver sendiri..
Saya sendiri dari dulu menolak
berpanas-panas antri hanya untuk mendapatkan pekerjaan. Saya tidak ingin
berakhir menjadi mesin dari sebuah industri raksasa, dimana ketika saya tidak
terpakai lagi akan dibuang seenaknya. Wiraswasta adalah pilihan sejak kecil,
supaya tua nanti saya tetap berguna..
Banyak fasilitas buat wirausaha
sekarang. Mulai bukalapak, tokopedia bahkan Baboo yang saya ciptakan juga
membuka ruang pekerja kreatif..
Kalau kamu sudah mendapat hasil
dari berdagang, ngapain juga takut sama pekerja asing yang notabene hanya
datang sebagai profesional. Katanya mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw, ya
ikuti cara beliau berdagang. Katanya cuman takut sama Tuhan, eh ini sama
pekerja asing kok sudah gemetar.
Mulailah wirausaha, apa saja.
Manfaatkan teknologi yang ada jangan cuman dipake share hoax aja. Dirimu itu
berharga, gak usah ikut antri panas2an hanya untuk bersaing dengan sekian ribu
orang berebut satu lowongan pekerjaan, yang gajinya saja gak cukup untuk makan
sebulan..
Musuhmu itu teknologi. Dekati dia
dan jadikan kawan..
Seruput?