![]() |
Ali Mochtar Ngabalin dan Jokowi |
"Kenapa Ali Mohtar Ngabalin
ditarik Jokowi ke istana?". Ini pertanyaan yang menarik ketika saya jadi
pembicara di satu tempat. Dan dari beberapa teori, teori seorang teman mungkin
yang paling tepat.
"Kelemahannya pemerintah
adalah mereka selalu diserang isu yang dibangun oleh pihak oposisi. Mulai isu
Tenaga Kerja Asing sampai isu hutang, selalu muncul dan menguasai media.
Isu-isu ini diciptakan berkala, sistematis dan berfungsi menggerus
suara..."
Temanku menyeruput kopinya. Dan
melanjutkan..
"Ibarat permainan sepakbola,
pihak lawan selalu saja membangun pola menyerang. Dan pemerintah selalu saja
bertahan. Mereka hanya bisa menjawab dengan angka dan data untuk menepis segala
serangan.
Tapi itu tidak cukup. Serangan
dari pihak lawan begiru cepat dan beruntun datangnya. Dan sering beberapa kali
membuahkan gol, karena penjelasan dari pihak pemerintah tidak mampu menjawab
dengan sederhana umpan yang dilempar pihak lawan. Pihak lawan ahli membuat
narasi-narasi karena mereka punya juru bicara yang ahli membangun narasi
seolah-olah isu itu benar adanya.."
Dia tersenyum dan melanjutkan..
"Harus dibalik sesegera
mungkin situasi itu. Siapa yang menguasai komunikasi, dialah yang memenangkan
pertarungan narasi.
Karena itu Jokowi ingin
membalikkan situasi. Pola permainan bertahan yang selama ini dipakai, ternyata
tidak cukup efektif membendung serangan. Harus mulai mengambil posisi
menyerang, menguasai narasi-narasi dengan juru bicara yang handal..
Nah, siapa lagi yang tepat
menempati posisi striker selain penyerang dari pihak lawan ? Itulah kenapa
penting membajak pemain lawan untuk menyerang lawan. Dan begitulah kenapa
seorang AMN diajak bergabung untuk membangun narasi yang akan menyudutkan dan
merepotkan pihak lawan..."
"Oh begitu.. " Kataku.
"Berarti ada kemungkinan bukan AMN saja yg direkrut, tapi ada beberapa
striker lainnya?"
Temanku ketawa.
"Jangan kaget jika Fahri
Hamzah tiba-tiba bergabung ke istana. Dia sudah tidak punya partai dan dalam
posisi kosong. Tarik aja, sebagai satu striker utk merepotkan pihak lawan..
Salahkah? Tidak. Ini masalah siapa yang menyerang dulu, siapa yang membangun
narasi dulu. Dan sah-sah saja.
Seperti kata Don Corleone, Its
just business nothing personal. Biarkan kampret menjadi cebong, karena lebih
baik daripada dia mengampret selamanya.."
Kami tertawa, membayangkan
kampret yang tidur terbalik setiap malam. Strategi yang menarik juga karena
politik itu tidak bisa dilihat hitam atau putih, kadang dia jadi oranye, kadang
jadi pink, tergantung kepentingan..
Kopiku menyembur membayangkan
kampret warnanya pink. Itu kampret apa burung pipit. Manja benerrr..
Dan dentang cangkir kopi kembali
terdengar ketika kami tenggelam dalam diskusi menuju 2019 yang semakin menarik
ini..