![]() |
SBY |
Dari banyak strategi oposisi,
strategi kasus SP3 HRS inilah yang paling saya kagumi. Halus, terkoordinasi dengan baik
dan sangat cantik. Saya harus angkat kopi untuk ini.
SP3 HRS yang keluar sejak
Februari dan tidak dipublikasikan polisi karena bisa mengundang banyak
keributan, oleh mereka dikeluarkan pada waktu yang tepat.
Mereka susun dulu bangunan
persepsi bahwa Jokowi "berbaik2" dengan 212, dan - taraaaa -
keluarlah pernyataan, "Terimakasih Jokowi, sudah mau mengikuti kehendak
ulama.." Barisan pendukung Jokowipun kocar kacir saling mengumpat
sesamanya.
Dan ini bukan gaya Prabowo, sama
sekali. Gaya Prabowo adalah menyerang, main hantam, cenderung kasar dan tidak
elegan. Sedangkan gaya SP3 kemarin hampir mirip gaya Jokowi, main halus tapi
menikam.
"Siapa kira-kira, bang
?" Tanya seorang teman.
Seperti sudah kita cerita
kemarin-kemarin, bahwa di Gerindra sekarang ada dua kubu, yaitu kubu Fadli Zon dan
kubu Desmond. Kubu Fadli Zon tetap ingin Prabowo jadi Capres, sedangkan Desmon
menawarkan Gatot Nurmantyo.
Nah, Prabowo masih tetap
mengikuti saran FZ untuk tetap nyapres. Makanya ia deklarasi dimana-mana dan
kader Gerindra solid untuk mendukungnya. Masalahnya, apa artinya Gerindra tanpa
koalisi ?
PKS sendiri sudah agak ogah
dengan Prabowo. Karena itulah mereka mempertahankan tagar #gantiPresiden
sebagai model untuk mencuri perhatian. Meski PKS bilang masih mendukung
Prabowo, sesungguhnya mereka juga sedang mendekati partai besar lain untuk
berkoalisi.
Partai itu bernama Demokrat.
Demokrat ingin kembali ke medan pertarungan melihat besarnya kemungkinan untuk
kembali berkuasa. Dan untuk itu, PKS dan Demokrat mencoba menggandeng PAN,
supaya bisa mencalonkan. Inilah yang mereka sebut POROS KETIGA..
Dengan koalisi ketiga partai itu
- mungkin ditambah PKB kalau cak Imin tidak berhasil menarik minat Jokowi -
maka Gerindra tidak punya pilihan lain. Gerindra pada akhirnya akan menyerah
dan merapat. Prabowo harus legowo tidak mendapat apa yang ia idamkan selama
ini. Ia harus menyerahkan jabatan itu pada satu orang..
Dia Gatot Nurmantyo. GN digadang
untuk bisa melawan Jokowi, sedangkan AHY akan disiapkan Demokrat sebagai
wakilnya untuk persiapan di 2024 nanti.
Karena itulah oposisi membiarkan
serangan2 bertubi2 ke Prabowo, supaya perhatian teralihkan. Oposisi fokus
mempersiapkan GN sebagai calon alternatif untuk mewadahi pemilih yang tidak
suka pada Prabowo, apalagi Jokowi.
Selain itu ada juga pemilih dari
pendukung Jokowi yang patah arang karena "Jokowi tidak tegas dalam
hukum.." Selain itu ada massa mengambang yang belum memilih yang
diperkirakan angkanya sekitar 30 persenan.
Kasus SP3 HRS ini memang mirip
tangan dingin sang Mantan. Mantan yang pernah belajar di beberapa sekolah
militer Amerika, memang ahli dalam strategi begini. Itulah kenapa ia bisa
bertahan dalam dua periode, karena ia ahli memainkan permainan persepsi.
Jika begitu, lawan berat Jokowi
akan muncul. Bukan GN, karena ia hanya simbol saja. Tetapi SBY yang memang
handal dalam strategi perang, mengacak-acak kandang lawan tanpa kelihatan..
Pertama yang dilakukan adalah
hancurkan karakter Jokowi. Bangun propaganda bahwa ia lemah menghadapi kelompok
fundamental. Pakai 212 sebagai pasukan garis depan dan siapkan pengganti yang
berbaju "militer dan Islami". Masyarakat butuh pengganti bukan yang
gagal nyalon beberapa kali.
GN akan dimunculkan pada waktu
yang tepat. Sekarang ini isu akan menghajar bahwa "negeri ini butuh tangan
kuat dan kekuatan itu datang dari mantan militer".
Dan ini akan menambah ketegangan-
ketegangan baru seperti pertandingan catur antara Bobby Fischer dan Boris
Spassky di tahun 1972. Sama-sama kuat bertahan dan sama-sama menyerang. Ketat
dan menegangkan..
Saran saya untuk tim sukses
Jokowi, mainkan narasi-narasi baru supaya isu SP3 HRS tidak terjaga oleh
mereka. Jokowi yang selama ini bangga dengan sistem pertahanan, sudah
seharusnya menggunakan sistem menyerang. Serangan ini untuk meredam isu SP3
yang akan dibesarkan..
Sedangkan untuk pendukung Jokowi,
jangan baperan. Politik itu bukan hitam putih. Politik adalah permainan seni
kemungkinan. Kadang bertahan kadang diserang. Kadang kalah dan kadang menang...
Emosi kalian akan diaduk-aduk
antara cinta dan benci. Sebagaimana halnya papan catur, kemenangan tidak
dilihat pada awal permainan tetapi akhir pertandingan.
Nikmati saja, sambil makan
popcorn, seruput kopi..
Dan sekali-sekali setel televisi,
lihat running text, siapa tahu ada berita bibib pulang. Kangen juga dengar
suaranya yang keras dan serak, berteriak, "kalau Tuhan beranak, bidannya
siapa saudara-saudaraaa??"
Salam kangen,
With Lobe..