![]() |
Khofifah dan Gus Ipul |
Pilkada Jatim memang lumayan
membingungkan. Di nomer satu ada Khofifah Indar
Parawansa, mantan Menteri Sosial di masa Gus Dur & Jokowi. Dua kali
menjabat sebagai Menteri di dua kabinet yang berbeda, membuat ibu yang juga
seorang GusDurian ini tidak bisa dianggap enteng dalam segi keilmuan.
Khofifah juga disebut-sebut
sebagai "kunci" menangnya Jokowi di Pilpres 2014. Ketua umum muslimat
NU ini mampu menyatukan suara NU dan santri di kalangan grass root. Khofifahlah
kunci Jokowi mendekati pesantren-pesantren di Jawa Timur.
Rekam jejaknya jelas. Jokowi
bahkan menyempatkan diri mampir ke rumahnya di Surabaya, menandakan kedekatan
mereka. Dan kedekatan itu berlanjut dengan permintaan Jokowi supaya Khofifah
menjadi Menterinya.
Sedangkan Gus Ipul pada Pilpres
2014 lalu, tidak mau dikatakan berpihak pada Jokowi. "Netral.."
Katanya. Bisa jadi karena ia sungkan kepada pimpinannya Pakde Karwo, yang ada
di Demokrat dan partai itu pendukung Prabowo.
Gus Ipul atau nama lengkapnya
Saifullah Yusuf ini juga dulu mantan Menteri, tetapi di era SBY berkuasa. Ia
menjadi Wakil Gubernur dua periode di Jawa Timur.
Pertarungan Gus Ipul dan Khofifah
di tahun 2013, bisa dibilang pertarungan yang sangat ketat. Meski akhirnya
dimenangkan Gus Ipul & Soekarwo, tapi kemenangan itu berlanjut sampai ke
Mahkamah Konstitusi.
Dan kontroversi terus
berlanjut...
Akil Mokhtar - mantan ketua MK
yang ditangkap karena suap - buka2an, bahwa sebenarnya Khofifah yang menang
Pilgub Jatim 2013 bukan Soekarwo. Sampai sekarang, peristiwa Pilgub Jatim 2013
masih menjadi misteri meski Soekarwo menang lagi.
Jadi bisa dibilang ini
pertarungan el-clasico, pertarungan klasik.
Pertarungan sekarang lebih
meruncing. "All Jokowi's final.." Begitu kata seorang teman.
Masuknya Puti dan PDIP di barisan
Gus Ipul memperkuat anggapan bahwa jika mereka menang, Jokowi akan aman. Klaim
yang sama juga dengan Khofifah, tetapi dengan rekam jejak yang sudah ada di
Pilpres 2014.
"Dua-duanya bagus.
Dua-duanya mendukung Jokowi. Lalu saya harus pilih yang mana ?"
"Ya terserah.. " Kata
saya. "Memilih itu hak, dan pilih yang sesuai dengan nurani.."
"Kalau Bang Denny ?"
Temanku melirik.
Haha, pertanyaan menjebak. Tapi
okelah.
"Patokan saya cuman satu
saja. Dimana PKS berpihak, saya akan pilih lawannya. Itu sudah jawaban.."
Saya tersenyum sambil seruput
secangkir kopi. Memang enak kalau punya patokan, jadi tidak ragu-ragu lagi.