![]() |
Djarot |
"Sumatera Utara itu rajanya
korupsi!"
Begitu kata seorang teman yang
tinggal di Medan. Dia patut gemas, karena menurut catatan ada 9 kepala daerah
yang kena kasus korupsi. Ada mantan Walikota Medan dan wakilnya, ada mantan
Bupati Nias bahkan yang parah Gubernurnya pulak..
Korupsi Gubernur Sumut yang
terlacak dimulai pada masa Syamsul Arifin. Syamsul Arifin menang di Pilkada
Sumut tahun 2008 berpasangan dengan Gatot Pujo dari PKS. Ia ditangkap KPK
karena korupsi APBD pada waktu menjadi Bupati Langkat. Ternyata posisi Gubernur
tidak melindunginya dari sel tahanan..
Penggantinya si Gatot dengan
senyum kesucian berjanji akan mengevaluasi semua kebijakan. Eh, ternyata dia
lebih garang. Ia menjadi "Imam" dari korupsi atas dana Bansos dan BOS
( bayangkan, korupsi di dana sosial dan pendidikan ).
Gatot tidak sendiri. Sebagai
Imam, ia tentu punya jemaat dibelakangnya. Dan 38 anggota DPRD di Sumut pun
berjamaah dijerat KPK. Dahsyatnya wakil PKS ini ketika dia berkuasa, jika dia
mencuri di kereta api, dia curi segerbong-gerbongnya..
Kasus korupsi itu terus berbuntut
panjang. Gubernur Sumut sekarang pengganti Gatot, Tengku Erry, pun sedang dalam
pemeriksaan. Dan ada lagi kabar, Calon Wakil Gubernur dari satu paslon, Ijeck
Shah, ikut juga diperiksa.
Sulit berbicara "Sumut
bersih" jika masih ada benang merahnya dari korupsi. Sumut harus
benar-benar mencari pengganti yang benar-benar bersih.
Karena itu, masuknya Djarot
Syaiful Hidayat ke Sumut seharusnya menjadi harapan baru bahwa Sumatera Utara
ke depannya akan lebih wangi. Djarot rekam jejaknya bersih ketika menjadi
Bupati Blitar dan Wagub DKI.
Sudah saatnya masyarakat Sumut
berperang dengan koruptor. Caranya adalah dengan memilih pemimpin yang benar
juga. Jangan lagi tertipu dengan iklan baju putih dan tangan sedekap di dada,
seolah dia manusia suci. Sesudah menjabat, eh ternyata bajingan menyaru
malaikat..
Sumatera Utara harus direbut
kembali, karena posisinya strategis untuk para pendukung Jokowi.
Tahun 2014, Jokowi pernah menang
di provinsi ini. Dan mereka yang dulu memilih Jokowi, harus lebih militan
karena memenangkan Sumut, berarti mengantarkan Jokowi untuk 1 periode lagi..
Survey terbaru dari
Indobarometer, Djarot memimpin dengan lebih dari 37 persen suara dan lawannya
Edy Rahmayadi, lebih dari 36 persen suara. Tipis sekali..
Karena itu jangan golput.
Segeralah pulang jika KTP anda masih di Sumut. Segeralah mendaftar jangan
sampai ada yang merebut hak suaramu. Berangkat pagi-pagi dan penuhi TPS tanggal
27 Juni. Kawal terus penghitungan suara jangan sampai lelah.
"Ini perang.." Kata
temanku di Medan sana. Perang melawan koruptor dan untuk mengawal Jokowi ke
depan. "Kita harus menang. Jangan biarkan PKS kembali memerintah.."
Katanya.
Sumut, daerah kelahiranku, salam
secangkir kopi. Mainkan genderangmu sampai ke seluruh negeri.
Bahwa Sumatera Utara tidak akan
menyerah selangkahpun memerangi korupsi. "Ini waktu yang tepat untuk
berbenah atau kita akan menderita 5 tahun lagi.."
Belum pernah mencoblos kumis pak
Djarot? Kami di Jakarta pernah. Cobalah, tusuk aja. Niscaya nikmat tiada
tara...
#janganadaPKSdiantarakita