![]() |
Gus Yahya Staquf |
Banyak yang menanyakan kepada
saya..
"Kenapa Jokowi membiarkan
Gus Yahya datang ke Israel? Itukan mencoreng wajah Jokowi yang mendukung
perjuangan Palestina.."
Gus Yahya atau lengkapnya Yahya
Cholil Staquf, tokoh agama dari PBNU sekaligus anggota Watimpres, memang datang
ke acara American Jewish Committee atau AJC Global Forum yang diadakan di
Israel minggu kemaren.
Kehadirannya disana jadi
pembicaraan banyak orang. Bahkan Fadli Zon - seperti biasa - memanfaatkan
situasi itu untuk nyinyir. Menurut Fadli Zon, kehadiran Gus Yahya disana
memalukan bangsa Indonesia karena tidak sensitif terhadap bangsa Palestina..
Perjuangan, bagi sebagian orang,
bisa berarti kekerasan. Harus ada pertarungan fisik, minimal kutukan, baru itu
dinamakan perjuangan.
Saya jadi teringat seorang teman
yang "mengkritik" saya karena terlalu sering memenuhi undangan untuk
jadi pembicara di Gereja-gereja. "Mau ngapain lu sering2 bicara di Gereja
? Mau pindah Kristen ?"
Saya senyum saja. Ah, si teman
salah paham. Saya sering berbicara di Gereja bukan untuk pindah agama atau
malah menyuruh orang lain pindah agama.
Saya justru sedang berjuang
menghadirkan sosok Islam yang jauh berbeda dari apa yang selama ini dipahami
orang Kristen melalui berita di media bahwa Islam itu keras, rasis, bodoh dan
barbar.
Saya menampilkan sosok Islam yang
ramah, supaya saudaraku yang beragama Kristen tidak melihat Islam dari wajah
FPI, HTI dan ormas-ormas sejenis itu saja. Lebih banyak sosok Islam seperti
saya daripada mereka. Dengan begitu, tidak ada salah paham diantara kita hanya
karena perbuatan sebagian kecil gerombolan itu saja..
Begitu juga yang dilakukan Gus
Yahya...
Dalam pembicaraannya di Israel
sana, Gus Yahya justru berbicara tentang makna perjuangan sebenarnya, yang di
Islam disebut sebagai "Rahmah", yang berarti kasih sayang dan
kepedulian terhadap sesama.
Ini sejatinya menegur secara
halus Israel, yang dalam usahanya merebut tanah Palestina penuh dengan aksi
kekerasan dan banyaknya korban. Gus Yahya mengajak seluruh dunia - khususnya
Israel - untuk memilih Rahmah sebagai jalan dalam menuntaskan sebuah masalah..
Apa yang dilakukan Gus Yahya di
Israel, itulah yang dinamakan dakwah.
Dakwah itu bukan hanya di dalam
komunitas saja cerita tentang surga dan neraka. Tapi yang paling penting,
adalah mengajak semua orang - bahkan mereka yang tidak sekeyakinan dengan kita
- untuk sama2 memahami inti dari ajaran masing2 yang sejatinya sama, meski
redaksionalnya berbeda..
Jangan karena kita mengutuk
tindakan Israel, berarti kita harus membenci orang-orangnya. Karena ada
perbedaan besar antara Judaism dan Zionism. Judaism adalah agama Yahudi dan
Zionism adalah tindakan politik dengan mengatas-namakan agama Yahudi.
Perbedaan yang sama besar antara
Islam dan ideologi Wahabi..
Apa yang dilakukan Gus Yahya
itulah yang sebenarnya dilakukan Rasulullah Saw ketika berdialog dengan orang2
Yahudi dan Nasrani pada masanya. Pendekatan humanisme, saling pengertian dan
saling mengenal di balik perbedaan. Kalaupun ada catatan sejarah Nabi Muhammad
Saw berperang dengan mereka, itu bukan karena Nabi menyerang, tetapi bertahan
dari serangan..
Jadi, saya mendukung
dialog-dialog seperti yang dilakukan Gus Yahya. Biarlah orang Palestina yang
berjuang dengan fisik mempertahankan wilayahnya. Perjuangan Indonesia adalah
perjuangan dialog bukan ikut-ikutan perang bersama mereka..
Semoga secangkir kopi bisa
menjadi pengingat, bahwa sesuatu yang terlihat hitam belum tentu buruk. Sangat
mungkin ia lebih nikmat dari yang terlihat cerah berwarna..
Seruput kopinya?