![]() |
Lebaran |
Kenapa lebaran disebut Hari Kemenangan?
Sejatinya bulan Ramadhan bukanlah bulan kewajiban, itu bulan
fasilitas. Dibuat menjadi kewajiban, supaya manusia menjadikannya sesuatu yang
penting untuk dikerjakan..
Untuk siapa ? Untuk Tuhan ?
Jelas bukan. Itu bulan rahmat untuk manusia..
Anggap sajalah perjalanan kita selama di dunia ini dihitung
dalam setiap waktu setahun berjalan. Dalam perjalanan, kita sibuk membungkus
diri kita dengan kenikmatan duniawi. Kenikmatan menurut ukuran manusia, bukan
ukuran Tuhan.
Sama seperti seekor babi yang menganggap berkubang dalam
lumpur adalah kenikmatan luar biasa, kita mempunyai ukuran kenikmatan sendiri.
Ukuran kenikmatan yang kita ciptakan dari sudut pandang yang salah..
Tanpa kita sadari, dunia yang kita anggap kenikmatan hakiki,
sejatinya adalah lumpur tempat kita berkubang. Dan kita jelas kotor, meski
sudut pandang kita sebagai manusia menganggapnya bersih dan suci.
Lalu Tuhan menyediakan sebuah terminal - selama sebulan -
sebagai sebuah tempat pembersihan diri. Manusia bisa mencuci dirinya disana
supaya lumpur yang berkarat yang menempel di dirinya, luntur dan menghilang.
Tentu saja syarat untuk "membersihkan diri" adalah
membersihkan perut dan pikiran dengan berpuasa, supaya prosesnya bisa lebih
sempurna. Karena berpuasa sesungguhnya adalah cara untuk menekan hawa nafsu
yang selama ini kita pelihara..
Inilah perwujudan dari Kasih Sayang Tuhan. Tanpa adanya
bulan Ramadhan, bayangkan, satu waktu kita akan menghadapNya dalam kondisi
penuh kotoran. Tentu tidak layak ketika kita menemui Sang Pencipta yang Maha
Suci dalam kondisi kotor dan berantakan, bukan ? Karena sesuatu yang suci hanya
akan bertemu dengan kesucian..
Lalu, apa yang disebut hari kemenangan ?
Hari kemenangan tentu adalah hari dimana kita menjadi bersih
kembali, sesudah proses pencucian diri yang kita lakukan dalam waktu sebulan.
Itulah kenapa banyak orang yang mengatakan, "Kembali
kosong ya..". Maksudnya tentu sudah tidak ada lagi lumpur atau dosa yang
menempel dibadannya..
Tapi benarkah sejatinya kita sebersih yang kita perkirakan ?
Tentu tidak, karena kita adalah manusia ceroboh dan sombong
yang sulit membersihkan diri kita sebersih-bersihnya. Kita hanya menggosok
beberapa bagian tubuh saja, tapi tidak semua. Kita yang masih kotor ini, hanya
menganggap diri kita bersih. Dan kita akan memasuki bulan-bulan dimana kita
mengotori diri kita kembali..
Karena itu, meski hari ini adalah hari kemenangan, saya
tidak pernah menganggap diri saya memenangkan sesuatu. Karena saya jauh dari
kriteria itu.
Meski begitu, tidak ada salahnya saya memohon maaf atas apa
yang pernah saya perbuat yang menyakiti hati banyak orang. Saya tidak terlepas
dari ketidak-sempurnaan, seperti anda dan kita semua..
Selamat Iedul Fitri, semoga satu waktu kita berhasil menjadi
manusia kembali..
Besok saya sudah bisa seruput kopi lagi..