![]() |
Jokowi |
Sebentar lagi kita masuk akhir
bulan September. Dan seperti biasa di bulan
September, sudah 3 tahunan ini sejak dilantiknya Jokowi sebagai Presiden,
berbagai tudingan PKI selalu mengarah padanya. Entah dari mana asal muasalnya
tudingan itu, tetapi masif sekali.
Bahkan ada seorang bernama
Bambang Tri dengan berani membuat buku dengan judul "Jokowi
Undercover" yang isinya tentang fitnah hubungan Jokowi dan PKI.
Ini lumayan mengherankan.
Tiba-tiba isu PKI bangkit lagi. Sedangkan 10 tahun pemerintahan SBY, ia tidak
pernah sekalipun dituding PKI dan tidak pernah dituntut untuk memutar kembali
film G30S/PKI. Pada masa itu semua tenang seolah-olah PKI tidur nyenyak pada
masa SBY dan mulai mengamuk di masa Jokowi.
Dari mana asal tudingan itu sebenarnya
?
Tentu dari pihak-pihak yang
selama ini dengan tenang merampok kekayaan negara.
Jika kita flash back kembali masa
awal pemerintahan Jokowi, kita baru sadar bahwa ternyata ada bisnis triliunan
rupiah di bidang migas yang selama ini dikuasai anak usaha Pertamina bernama
Petral.
Petral pernah mau dibubarkan oleh
Dahlan Iskan, Menteri BUMN pada masa pemerintahan SBY. Tetapi Dahlan terpental,
karena ada "kekuatan langit ketujuh" kata ekonom Faisal Basri. Dan
pada masa pemerintahan Jokowi, tempat pesta itu bubar seketika.
Selain itu, Jokowi juga
menugaskan Susi Pujiastuti untuk mengamankan ribuan triliun rupiah laut
Indonesia dari pencurian. Gerakan Susi ini membuat banyak pengusaha dan aparat
yang selama ini menjadi beking kapal pencuri ikan asing, mendadak kelaparan.
Periuk nasi mereka ditutup seketika. Bahkan dikabarkan, Bu Susi ditawari uang 5
triliun rupiah untuk mundur dari jabatan Menteri.
Mafia pangan yang bermain dengan
kuota impor juga digasak habis. Permainan harga BBM di Papua dan beberapa
daerah yang bisa mencapai ratusan ribu rupiah per liternya, dipangkas dengan
konsep BBM satu harga.
Kekuatan pemilik modal yang
merasakan hidup enak di zaman SBY ini tidak bisa diremehkan. Mereka sudah kaya
raya dengan tabungan mencapai triliunan rupiah dengan merampok negara. Dan
mereka jelas dendam karena Jokowi ternyata tidak bisa mereka perintah.
Jalan satu-satunya ketika lobi
dan diplomasi tidak lagi berarti adalah fitnah. Mereka mengeluarkan modal untuk
membunuh karakter Jokowi dengan isu PKI, hantu yang dipelihara Orde Baru untuk
mewujudkan stabilitas di masa pemerintahan mereka.
Dan banyak masyarakat awam yang
percaya, terutama ketika aliran modal itu masuk ke pesantren, majelis bahkan
tempat ibadah untuk membangun stigma negatif terhadap Jokowi melalui isu PKI.
Mereka bahkan menuntut hal yang
tak masuk akal, seperti meminta Jokowi tes DNA untuk membuktikan ia tidak
terlibat PKI. Bagaimana mungkin tes DNA bisa membuktikan ideologi seseorang?
Kebodohan seperti ini disiarkan berulang-ulang sehingga masyarakat awam banyak
yang percaya bahwa berita itu benar.
Isu PKI akan kembali menghangat
di September 2018 ini, sehubungan tahun politik.
Dan dana-dana ratusan miliar dari
para pemilik modal yang sempat merasakan kejayaan di era sebelum Jokowi, akan
keluar deras hanya supaya semakin banyak orang percaya bahwa Jokowi adalah PKI.
Tujuannya, Jokowi tidak bisa memenangkan Pilpres ini.
Sudah paham kan?
Mari kita angkat cangkir kopinya
sambil menikmati dendang kaset rusak yang diputar berulang-ulang.
Tagar.id