![]() |
Sidang Ahok |
Melihat paniknya kelompok oposisi
terhadap situasi pasca tertangkapnya Ratna Sarumpaet ini, saya jadi tertawa
geli..
Ketika Amin Rais dipanggil polisi
hanya untuk diminta klarifikasi, mereka semua langsung bereaksi. PA 212 akan
kirimkan 500 orang untuk melindungi. Habiburakhman kerahkan 300 pengacara
sebagai amunisi..
Bahkan tim Prabowo akan
praperadilankan polisi. Praperadilan? Lha, Amin Rais jadi tersangka aja belum
kok sudah ambil langkah jauh di depan. Bahkan Dahnil Simanjuntak juru bicara
oposisi berkata, Muhammadiyah dan Kokam sangat marah. Lebay gak sih?
Begitulah cara mereka, mencoba
mempengaruhi opini penegak hukum lewat tekanan massa. Mereka berlindung dibalik
gerombolan. "Mainnya keroyokan.." begitu kata seorang teman sambil
tertawa. Ini baru dipanggil jadi saksi, bagaimana kalau nanti perannya terbukti?
Saya lalu teringat seorang Ahok..
Ia yang dimaki kafir, cina dan
mulutnya tidak sekolah, ternyata jauh lebih jantan dari mereka-mereka. Ahok
datang ke kepolisian sendirian, mereka melaporkannya secara keroyokan. Ahok
datang ke pengadilan sendirian, mereka menekan persepsi hakim dengan demo
besar-besaran.
Ahok bahkan menerima keputusan
yang dirasanya tidak adil itu juga dengan sendirian. Dan mereka terus
mengeroyoknya dengan wajah kemenangan.
Buat kelompok oposisi, maen
keroyok itu budaya. Mereka tidak berani stand alone menghadapi masalah yang
mendera. Mereka butuh gerakan bersama, supaya bisa menghilangkan
ketidakpercayaan diri. Coba mereka sendirian, mana berani ?
Beranikah mereka seperti Ahok
yang ksatria menghadapi semuanya sendiri ?
Ahok itu laki. Ia menghadapi
semua kasus yang menghantamnya dengan kepala tegak berdiri. Baginya, semua
harus dihadapi. Karena ini masalah kehormatan dan harga diri. Pun jika ia
divonis bersalah meski ia sudah berusaha sekuat tenaga, ia akan tetap dikenang
sebagai orang pemberani.
Tanpa disadari kelompok oposisi,
mereka jadi bahan tertawaan dengan perilaku mereka. Seperti anak kecil yang
dipukul teman dan nangis mengadu ke orang tua. Dan orang tuanya pun seperti
lelaki gagah datang ke sekolah padahal ini hanyalah masalah kanak-kanak saja.
Sudah cukup ketawa gelinya? Mari
seruput kopinya.