![]() |
Lion Air Delay |
"Lion Air memang tidak
profesional. Tapi mau tidak mau kita tetap naik Lion. Soalnya murah.. "
Teman saya yang "living on a
jet plane" ketawa ngikik. Ia yang "jam terbangnya" sudah tidak
terhitung karena sering bulak balik antar pulau, sudah kenyang dengan ketidak
profesionalan Lion Air. Lagian katanya, yang beliin tiket adalah perusahaannya.
Jadi pasti pilih yang murah. Tidak ada opsi lainnya..
Brand Lion Air sebagai pesawat
"termurah" dari pesawat lainnya sudah menancap di benak para
penumpang. Karena murahnya, logo Lion selalu terpampang duluan di tiket online.
Ini adalah strategi marketing mereka dan berhasil.
Kenapa Lion bisa murah begitu ?
Sebenarnya tidak murah-murah amat
juga. Perbedaannya hanya di angka 100rb sampai 200 ribu saja dibandingkan
pesawat sejenis. Lion murah karena mereka mengurangi biaya pelatihan dan
meniadakan makanan di pesawat. Perbedaan ini yang membuat Lion Air lebih murah
karena biaya makanan di udara tentu saja mahal.
Ini dijelaskan Suprasetyo, yang
dulu menjabat dirjen perhubungan udara dan sekarang menjadi staff ahli ekonomi.
Jadi kuncinya cuma disitu saja. Bukan di masalah lain-lain.
Lalu apa hubungannya murahnya
Lion Air dengan seringnya mereka delay ?
Tidak ada hubungannya ternyata.
Seringnya Lion Air delay bukan karena harga tiket murah, tapi karena kurangnya
pilot.
Saya kutip dari laman tirto.id,
dari jumlah lebih dari 500 penerbangan domestik, Lion hanya punya 300 orang
pilot. Dan ini berakibat pada manajemen yang buruk, dimana kalau dalam satu
pesawat hanya ada 50 penumpang misalnya, maka mereka akan dialihkan ke pesawat
lain. Itulah kenapa Lion sering delay..
Ambisi Lion Air dengan banyaknya
rute dan jumlah pesawat, ternyata tidak imbang dengan banyaknya pilot. Sehingga
untuk mengisi kekurangan itu, banyak pilot yang "terbang dadakan",
baru ditelpon 2-3 jam sebelum keberangkatan.
Sedangkan jatuhnya pesawat JT610
sejatinya bukan karena masalah manajemen buruk, tetapi kemungkinan besar ada di
masalah mesin Boeing 737 max 8 yang pernah dibilang sebagai "pesawat masa
depan". Boeing sendiri pernah menunda pengiriman pesawat laris berharga
lebih dari 1 triliun itu karena masalah teknis. Meski begitu, kita tunggu
penyelidikannya.
Kata orang Jawa, "Ono rego
ono rupo" yang berarti ada harga ada rupa. Jadi ketika anda naik pesawat
murah, ya jangan banyak protes. Terimalah apa adanya.
Kalau delay, ya manyun aja sambil
membayangkan "Seandainya saya naik Garuda.." yang tiketnya
merobek-robek dompet dengan sadisnya seperti Hulk merobek musuhnya..
Berkeping-keping, kawan..
Tinggal pilih, mau dompetnya yang
robek atau nyalinya yang robek ? Tapi saya yakin, nyali orang Indonesia
tinggi-tinggi. Buktinya mereka yakin bahwa nyawa ada di tangan Tuhan, sedangkan
dompet ada di tangan hanya saat gajian..
Seruput...