![]() |
Ambulans ada Logo Gerindra |
Pernah nonton
film The Kingdom?
Ini film
tentang peran Wahabi dalam pergerakan terorisme Internasional, tapi lokasinya
di pangkalan militer AS di Riyadh, Arab Saudi.
Awal film itu
menarik. Awalnya dua orang Saudi militan menembaki para pekerja AS di pangkalan
militer itu.
Ketika
situasi panik, ada seorang militan lagi berbaju polisi menyuruh para korban
untuk mendekat kepadanya supaya aman dan ketika korban sudah mendekat tiba-tiba
"Blarrrrr !!" bom bunuh diri dari militan itu meledak menambah korban
jiwa.
Dan yang
tambah menarik, ketika situasi terasa aman, datanglah banyak orang mendekat ke
lokasi bom bunuh diri itu. Tidak berapa lama "Blarrr !!" sebuah
ledakan maha dahsyat meledak di pusat lokasi. Korban jiwa bertambah lagi.
Dari mana
asal ledakan itu?
Sesudah
diselidiki, ternyata titik utama ledakan berasal dari ambulans yang berada di
lokasi dan membawa bom bunuh diri berdaya ledak besar.
Ambulans
memang kendaraan yang paling aman untuk masuk ke dalam lokasi karena
"berbaju kemanusiaan". Meski akhirnya kita paham, bahwa ambulans juga
bisa berfungsi sebagai senjata perang.
Dari
peristiwa 22 Mei, akhirnya mata kita kembali terbuka bahwa musuh bisa berbentuk
apa saja, bisa juga berbaju kemanusiaan.
Belum selesai
masalah ambulans yang isinya batu untuk menyerang polisi dari partai Gerindra,
muncul video dari CCTV sebuah ambulans berfungsi sebagai pengangkut perusuh
sekaligus sebagai kendaraan pembagi honor buat mereka.
Dan baru saja
dapat kabar lagi, polisi menyita sebuah ambulans yang didalamnya berisi panah
sampai bambu runcing. Ambulans sudah beralih fungsi sekarang, bukan lagi
menjadi bagian dari kemanusiaan, tetapi menjadi sebuah senjata perang.
Dari apa yang
terjadi di Suriah, kita juga melihat peran sebuah organisasi berbaju
kemanusiaan bernama White Helmets, yang ternyata adalah senjata propaganda
pihak pemberontak. Mereka dengan mudah masuk ke lokasi perang dan memberitakan
banyak hal yang menguntungkan pemberontak dan menyudutkan pemerintah yang sah.
Sejak awal,
berdasarkan apa yang terjadi di Suriah, saya sudah mengingatkan untuk hati-hati
terhadap organisasi berbaju kemanusiaan yang mendadak ada disekitar lokasi
demonstrasi.
Saya mempertanyakan, untuk apa sebuah organisasi kemanusiaan untuk bencana alam berada di lokasi demonstrasi dengan bahasa mitigasi atau persiapan bencana ? Bencana apa dalam sebuah demonstrasi?
Dan akhirnya
topeng-topeng pun terbuka...
Dompet dhuafa
(Dhuafa berarti orang miskin) yang awalnya bertujuan untuk membantu orang
miskin, tiba-tiba ada di lokasi demonstrasi dan melaporkan kerusakan mobil
bantuan mereka. Untuk apa organisasi bantuan untuk orang miskin ada di lokasi
demonstrasi?
Siapa yang
mereka salahkan? Ya, polisi. Mereka sama sekali tidak membahas tentang
provokator kerusuhan yang sudah membakar kantor polisi.
Kemudian
Mer-C yang dipimpin JoseRizal, tiba-tiba juga membahas proyektil peluru yang
katanya ia temukan di lokasi kerusuhan. Urusan apa Mer-C disana selain menjadi
mesin propaganda lawan politik Jokowi?
Sejak kasus
bantuan dari organisasi yang sama IHR pimpinan Bachtiar Nasir yang ternyata
tertangkap basah memasok logistik pada teroris di Aleppo dan propaganda yang
dilakukan White Helmets, saya sekali lagi mengingatkan "Hati-hati"
dengan organisasi berbaju kemanusiaan swasta atau NGO disekitar kita.
Mereka sangat mungkin menjadi senjata proganda untuk menciptakan kerusuhan yang lebih luas sekaligus menarik donasi lebih besar atas nama kemanusiaan untuk kepentingan politik mereka. Peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi seharusnya menjadi alarm keras yang terus mengingatkan kita.
Seharusnya
menjadi SOP dalam setiap penanganan demonstrasi apalagi yang berbau politik
bahwa organisasi berbaju kemanusiaan dilarang mendekati lokasi. Mereka
terindikasi menjadi alat politik bagi yang berkepentingan, alih-alih berbicara
kemanusiaan secara netral.
Audit
dana-dana mereka dan wajibkan lapor ke publik secara transparan. Meskipun
mereka swasta, tapi harus tetap berada dibawah badan pemerintah yang sah untuk
mengontrol tindakan mereka.
Yang paling
penting dari itu, sesudah kita melihat busuknya topeng politik mereka yang
tersembunyi di baju kemanusiaan, adalah jangan lagi menyumbang untuk mereka.
Jangan sampai niat memberi bantuan malah menjadi senjata perang yang membunuh
diri kita.
Pengalaman
seharusnya mengajarkan banyak hal, karena Tuhan memberikan pelajaran pada
manusia dengan berbagai bentuk peristiwa.
Seruput
kopinya.