![]() |
Pansel Capim KPK |
DennySiregar.id - Dalam perbincangan dengan
mantan Ketua KPK Antasari Azhar beberapa hari lalu, saya mendapat banyak
masukan berharga.
Salah satunya
adalah bahwa permasalahan terbesar di KPK bukan ada di pimpinannya, tetapi
justru di level tengahnya yaitu di level Satuan Tugas atau Satgas. Satgas ini
berisi orang-orang yang sudah bertugas di KPK sekian lamanya.
Sebagai
contoh Novel Baswedan. Ia sudah bercokol selama 13 tahun lamanya. Pimpinan KPK
datang dan pergi silih berganti, Novel tetap abadi. Bahkan siapapun pimpinan
KPKnya, mereka harus mentaati aturan organisasi yang dibangun bawahannya
sendiri.
Permasalahan
dari pimpinan KPK selama ini, mereka tidak mengerti benar sistem di dalam KPK,
sehingga mudah dikontrol oleh bawahan. Pimpinan KPK hanya menerima perkara yang
sudah difilter di level tengah. Jadi mana kasus yang diangkat dan mana kasus
yang diendapkan, kekuasaan bukan ada di pimpinan.
Tambah ruwet,
di dalam KPK ada Wadah Pegawai KPK yang seperti Serikat Pekerja, ikut campur
dalam masalah mengatur siapa pekerja yang berhak ada di dalam KPK.
Parahnya
lagi, tidak ada pengawas eksternal yang mengerti teknis sistem ini. Sehingga
orang-orang dalam mendominasi KPK dengan segala cara. KPK begitu tertutup
sehingga orang sulit melihat ke dalamnya.
Bahkan
Ombudsman RI sempat ditolak KPK saat mau menjenguk ruang tahanan. Ombudsman pun
sempat menyatakan KPK melakukan maladministrasi dalam satu kasusnya.
Nah, apakah
pimpinan KPK yang baru kelak akan bisa merombak sistem di internal KPK yang
sudah ditata sekian lama ? Atau kembali kalah dan pasrah yang penting mendapat
nama dengan OTT yang sudah terarah ?
Isu polisi
Taliban dalam tubuh KPK bukan isu sembarangan. Sangat berbahaya jika pedang
tajam KPK dipakai untuk sebuah kepentingan kelompok atau perorangan..
Kita tunggu
keberanian mereka atau memang sudah tidak ada lagi orang berani mengusik sarang
lebah karena takut dituduh "pro koruptor" karena KPK saking sucinya..
Saya terus
mengawasi sambil seruput kopi.