![]() |
Sel Tidur Teroris |
Jakarta - Masih ingat
peristiwa Mako Brimob tahun 2018 lalu? Saat itu
terjadi keributan ketika anggota ISIS yang dipenjara, menyandera polisi disana.
Berita penyanderaan itu menyebar lewat kamera handphone yang diselundupkan ke
dalam sel.
Yang
mengerikan bukan hanya terjadi didalam penjara Mako, tetapi video itu kemudian
menjadi signal dari sel-sel tidur ISIS.
Mereka
bergerak dari mana-mana mendekati Mako Brimob, lelaki dan perempuan, mencoba
melakukan "jihad" dengan membunuh polisi yang bertugas menjaga
disana. Senjata mereka gunting, obeng dan benda tajam lainnya.
Satu polisi
yang berjaga, berhasil ditikam oleh mereka.
Apa itu sel
tidur?
Sel tidur
adalah istilah yang diciptakan para teroris itu sendiri. Sel tidur adalah
bagian dari kelompok teroris yang bersembunyi, berbaur di masyarakat.
Mereka tidak
mengibarkan bendera ISIS, atau berbicara tentang masa kejayaan mereka dulu.
Mereka diam, bekerja seperti biasa, tetapi ketika orang yang mereka anggap
pemimpin memberikan sinyal, mereka bergerak untuk membunuh.
Menurut
tentara Suriah, banyak sekali sel tidur di pengungsian ex ISIS yang mereka
awasi. Para anggota ini setia pada organisasinya, karena sudah mengalami proses
cuci otak luar biasa.
Mereka
mengaku menyerah. Tetapi ketika diwawancarai terpisah, mereka menganggap bahwa
teror yang pernah mereka lakukan, seperti memenggal kepala korban, adalah hal
biasa. Bahkan menganggapnya sebagai sebuah ritual pendekatan diri kepada Tuhan.
Sel-sel tidur
ISIS masih banyak berkeliaran di Indonesia. Mereka bisa saja teman, keluarga
atau tetangga kita, yang ketika ISIS masih berjaya mengibarkan panji-panji
teroris itu dengan kebanggaan. Mereka tidak hilang, hanya sedang diam menunggu
kesempatan.
Dan sel-sel
tidur ini sedang menunggu rekan-rekannya dipulangkan ke negara masing-masing
dari Suriah. Bagi para sel tidur itu, orang yang pernah "berjuang" di
Suriah adalah pengobar semangat dan pemberi kabar, pesan dari pimpinan
tertinggi kapan waktunya untuk bergerak.
Jangan
tertipu tangis mereka, ataupun cerita sedih mereka. Mereka yang pernah dengan
dingin menggorok leher atau sekedar bersama dalam barisan, bukanlah orang yang
mudah di deradikalisasi. Ideologi itu seperti api, sekamnya terus membara
didalam dada.
Bisa saja,
orang yang anda terima kembali ke masyarakat sesudah lama di Suriah, kelak
ketika waktunya tiba, datang ke rumah anda dan menancapkan obeng ke kepala
hanya karena mereka merasa, "darah anda halal.."
Jangan
remehkan situasi hanya karena rasa iba dan narasi kemanusiaan yang digaungkan
mereka. Lebih baik mencegah, daripada kita menyesal nantinya..
Seruput kopinya.