![]() |
Denny Siregar dan Buya Syafii Maarif |
Jakarta - Seorang
teman membuat status.. Dia bertanya, "Kenapa orang Minang sangat membenci
Jokowi, ya?"
Pertanyaanya
yang polos dan spontan, sebagai reaksi begitu banyaknya akun dengan nama
"minang" yang menghujat Jokowi sejak Pilpres, dan memfitnah
almarhumah ibunda Jokowi.
Saya harus
sangat tidak setuju dengan teman saya itu. Meski ternyata fakta juga bicara
berbeda.
Kata
"minang" berasal dari Minangkabau, yaitu suku-suku yg bermukim banyak
di Sumatera. Tapi semakin kesini pengertian awam semakin sempit, urang awak
selalu disamakan dengan orang Padang, atau orang Sumbar.
Kalau kita
memakai orang Padang dan Sumbar sebagai salah satu patokan, memang dalam
sejarahnya di Pilpres, Jokowi kalah telak baik di kotanya maupun di
provinsinya.
Saya tidak
mau berteori konspirasi kenapa Jokowi kalah disana, karena bisa saja
ketidaksukaan pada Jokowi akibat dari provokasi politik.
Ketidaksetujuan
saya pada teman saya itu, karena saya juga banyak teman orang Padang atau orang
Minang, yang sangat baik, jauh dari perilaku seperti yang muncul di medsos
penuh caci maki itu.
Ada Jeffri
Geovannie, pendiri PSI. Asal dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Nasionalismenya
jangan ditanyakan untuk negeri ini.
Ada lagi
teman saya yang bandel banget, yaitu Ade Armando, dosen di UI. Dia orang Minang
juga. Mau debat tentang Pancasila ma dia? Wah, dia ada di barisan paling depan
melawan kelompok radikal di negeri ini.
Dan orang
Minang yang paling saya kagumi dan saya jadikan panutan adalah Ahmad Syafii
Maarif, atau biasa dipanggil Buya Syafii.
Beliaulah
karakter asli orang Minang, yang relijius, terpelajar dengan ahlak yang luar
biasa, sehingga ketika berdiri dihadapannya mendadak kaki kita terasa lumpuh
ingin bersimpuh dan ingin mencium tangannya.
Tidak pantas
jika kita ingin mendiskeditkan orang Minang dari akun-akun medsos tanpa nama itu,
tanpa melihat siapa orang Minang sesungguhnya.
Di wajah Buyalah,
saya melihat wajah asli Minang. Sosok sederhana, lurus, ulet dengan wawasan
seluas samudera ketika berbicara tentang apa saja..
Ah, saya jadi
kangen dengan beliau. Ingin seruput kopi lagi dan berbincang banyak hal
dengannya.. Sehat selalu
ya, bapakku.