![]() |
Aksi Bela Islam |
Subuh saya
terbangun, terdengar bunyi azan bergaung. Selesai shalat
saya terduduk, mendengarkan ceramah dari toa yang mengamuk. "Saudara, mari
kita bantu pemerintah kita melawan Freeport supaya mereka hengkang dari
Indonesia!". Terdengar ceramah yang nasionalis disambut gemuruh suara yang
hadir, "Ayo berbaris !".
Dan ceramah yang
sama saya dengar pada waktu shalat Jumat, kembali berapi-api, "Korupsi
e-Ktp itu membunuh rakyat, merugikan negara. Kita sudah seharusnya menjadi
negara maju, jika mereka di kursi dewan tidak sangat rakus. Ayo kita berbaris
bersama mendesak pemerintah untuk menghukum mati mereka!!". Teriakan takbir
bersaut-sautanan dari para jamaah yang hadir. Aku pun ikut mengepalkan tangan dan
mengacungkannya ke udara.
Beredar pamflet
tentang fatwa MUI di sudut-sudut kota, "Umat Islam wajib hukumnya membela
negara dengan berdiri bersama pemerintah untuk mengusir Freeport dari
Indonesia". Di dinding kota bertebaran fatwa MUI terbaru, "Koruptor
wajib hukumnya di hukum mati".
Lalu
terbentuklah Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI -GNPF MUI- meneriakkan aksi
massa bersama umat Islam pada tanggal 2 Desember, disebut 212. Jutaan umat
Islam -sekitar 7 juta- berkumpul di Jakarta dan melakukan shalat Jumat
bersama.
Dari udara drone
mengambil gambar kumpulan manusia yang menggetarkan PT Freeport dan pemerintah
Amerika, dan membuat dengkul para koruptor lunglai mengingat suramnya nasib
mereka ke depan.
Aa Gym
nge-tweet, "Subhanallah, umat Islam berkumpul untuk melakukan hal yang
benar. Semoga diridhoi Allah apa yang kita lakukan". Dan ia tampak
menyiapkan barisan diatas punggung kuda, mirip pangeran Diponegoro kw 3.
Ustad Arifin
Ilham tersebar foto-fotonya sedang memegang pedang seperti pejuang di negeri kurma.
"Ini saatnya jihad !" Begitu captionnya. Muncul kemudian video Yusuf
Mansur di Instagram dengan wajah seperti menangis, "Jangan ditiru korupsi
e-KTP itu, ya nak.. jangan ditiru.".
Di masjid-masjid
dipasanglah spanduk besar-besar, "Para koruptor yang meninggal di wilayah kami,
jenazahnya tidak akan kami shalatkan.."
Berhasil
mendesak pemerintah untuk melawan Freeport dan menerapkan hukuman mati bagi
para koruptor, digaungkanlah shalat subuh berjamaah bersama mendoakan negara
dalam keadaan baik-baik saja, karena perlawanan pemerintah terhadap Freeport
dan terbongkarnya mega korupsi e-KTP bisa mengguncang negara.
Dan aku
terbangun lagi saat subuh, ingin shalat bersama sebagai bagian dari perjuangan.
Sebelum azan, kudengar teriakan di toa, "Ayo kita turunkan Ahok si penista
agama.."
Seorang Ahok? 7
juta manusia hanya untuk melawan seorang Ahok saja? Really?? Mending shalat
dirumah saja dan kutidur lagi dengan mimpi indah. Berharap umat Islam di negara
ini seperti organisasi Hizbullah. Mereka hanya terlihat saat ada sesuatu yang
mengancam negara. Grok... Grok..
Zzzz. Zzzz.. Prettt..