![]() |
Jokowi |
Yang menarik bagi saya adalah
bagaimana sikap dan langkah Jokowi terhadap isu PKI ini. Jokowi -sejak awal
jabatannya- dikenal sebagai pecatur ulung. Ia tidak langsung bereaksi, apalagi
terus-terusan bercuit mencari simpati bahwa "ia bukan anak PKI"
seperti yang dituduhkan banyak orang.
Isu PKI adalah senjata mutakhir
untuk menghancurkan karakternya, sama seperti isu agama yang dipakai menghabisi
Ahok. Jokowi bukan Ahok, yang sangat reaktif menanggapi isu yang menyerang
dirinya.
Sudah banyak cara yang ingin
memancing Jokowi "keluar" dengan isu PKI ini. Sebuah buku dengan
judul "Jokowi undercover" yang membahas hubungan Jokowi dengan PKI,
ternyata tidak mampu menghantam elektabilitasnya.
Jokowi bahkan mengeluarkan
statemen yang tegas, "Tunjukkan pada saya dimana PKI, akan saya gebuk
!" Pernyataan tegas ini menunjukkan komitmennya bahwa ia berada di barisan
terdepan jika komunisme bangkit di Indonesia. Sekaligus mematahkan pandangan
bahwa ia bagian dari PKI.
Meski begitu masih banyak orang
bodoh yang memaksa Jokowi memeriksakan dna-nya untuk menunjukkan bahwa ia
memang bukan PKI. Lucu memang, baru kali ini ada yang berpikiran bahwa dna itu
ada hubungannya dengan ideologi seseorang.
Belum lelah, banyak cara lawan
politiknya untuk terus memaksakan isu PKI ini terus bergulir. Bermula dari
aktivis2 genit yang terus menerus memaksakan untuk "meluruskan
sejarah", isu PKI kembali ditunggangi untuk menyerangnya.
Lalu muncullah instruksi nobar
film PKI. Instruksi Panglima TNI bagai gayung bersambut bagi PKS yang juga
menginstruksikan hal yang sama kepada kader-kadernya. Harus ada ruang yang dibangun
untuk mencari celah serangan kepada Jokowi nantinya..
Pro dan kontra masalah nobar
terjadi di kalangan masyarakat bawah. Tudingan-tudingan "antek PKI"
menjadi makanan sehari-hari di media sosial. Inilah situasi yang diharapkan,
membuat masyarakat saling curiga hingga akhirnya memungkinkan terjadi bentrokan
yang meluas seperti halnya bentrokan di kantor YLBHI Menteng.
Bagaimana sikap Jokowi?
Dengan gayanya yang khas, Jokowi
seperti bercanda untuk membuat film PKI dengan gaya milenial. Sebuah pernyataan
yang menandakan bahwa ia mengikuti semua perkembangan isu, sekaligus meredamnya
dengan sebuah solusi.
Jokowi sama sekali tidak melarang
pemutaran film G30S-PKI. Ia malah mempersilahkan siapa saja untuk menonton.
Melarangnya malah menguatkan tudingan kepadanya. Dengan mempersilahkan, ia
sebenarnya sedang membuka ruang komunikasi seluas-luasnya.
Toh film itu juga tersebar di
Youtube, ngapain dilarang? Malah menimbulkan kontroversi yang gada habisnya..
Gagal menjebak Jokowi di acara
nobar PKI, dibangun isu baru untuk menghangatkan suasana. Ribuan senjata ilegal
masuk ke Indonesia..
Ini masih ada kaitannya dengan
isu PKI, karena melihat sejarahnya, isu senjata ilegal juga memainkan peran
penting dalam membangun ketakutan masyarakat pada masa itu. Dan pola yang sama
dilakukan kembali, sambil melihat reaksi..
Menkopolhukam yang maju
menetralisir isu itu, bersama Kapolri dan juga BNN.
Kenapa bukan Jokowi? Toh ini
bisa jadi kesempatan buat Jokowi untuk bermain sebagai yang terzolimi, mencari
simpati buat Pilpres 2019?
Karena ketika Jokowi yang
mengadakan konferensi pers untuk menetralisir masalah senjata ilegal itu, maka
akan dibangun pengkubuan antara Jokowi vs Panglima TNI. Dan ini jelas akan
menguntungkan lawan politik Jokowi..
Situasi ini mirip ketika AHY
datang ke istana untuk menemui Jokowi, tapi yang disuruh Jokowi menemui adalah
Gibran, anaknya. AHY yang ingin naik panggung dengan "duduk setara
Jokowi", akhirnya harus pergi dengan kecut karena hanya ditemui Gibran
yang plonga plongo gak tahu ngapain kok disuruh menemui AHY..
Nah untuk menetralisir statemen
Panglima TNI, cukup Menkopolhukam saja. Setara tingginya.
Sejauh ini Jokowi menghadapi isu
PKI yang menyerang dirinya dengan elegan dan penuh perhitungan. Bidak-bidak
lawan dibangun untuk menjebaknya dengan mengorbankan pion-pion supaya ia makan,
dan pada akhirnya ia diharapkan terjepit dengan skak mat.
Tapi pihak lawan tetap tidak
paham, bahwa dalam permainan catur, Jokowi bukanlah bidak raja yang langkahnya
hanya sebatas satu dua. Ia adalah bidak kuda, yang bisa meloncat kesana kemari
tanpa ada bidak apapun yang menghalangi. Sulit sekali mengurungnya dalam
berbagai posisi..
Lalu kalau Jokowi adalah bidak
kuda, siapa dong rajanya?
Pintarnya, Jokowi menjadikan
rakyat sebagai rajanya. Semua langkahnya, adalah bagian dari melindungi
rakyatnya. Karena jika raja atau rakyat di skak mat, yang terjadi adalah papan
catur harus kembali ditata ulang dari kehancuran. Dan itu prosesnya sangat
panjang dan mahal..
Melihat permainan politik Jokowi
seperti menonton permainan catur yang menarik dan menegangkan. Jokowi mampu
memainkan serangan lawan menjadi permainan yang indah yang membuat kita harus
berkeplok tangan..
Entah sudah berapa kosong skor
jadi keunggulan Jokowi. Mulai dari masalah BG dulu, KMP vs KIH, sampai masalah
PKI sekarang ini..
Lawannya mungkin kurang seruput
kopi. Tidak paham bahwa orang Solo harus dilawan dengan cara Solo juga. Halus,
seperti batiknya..
Jangan terlalu kasar mainnya.
Jokowi mampu membuka jati diri lawannya, siapa dia sebenarnya. Seruput ah.....