![]() |
Golkar |
Lanjut pertarungan internal
Golkar..
Seperti kita bahas sebelumnya,
bahwa inti dari masalah Setnov ini adalah bagaimana bisa menguasai Golkar.
Golkar yang memiliki 14 persen
kursi di DPR, adalah partai seksi sebagai kendaraan di 2019.
JK sangat berkepentingan dengan
menguasai partai ini. Sebelumnya, ia berusaha menguasai Golkar supaya bisa
mempunyai posisi tawar di pemerintahan. Tapi niat itu terhambat dengan
terpilihnya Setnov sebagai ketua umum. Setnov sendiri dikabarkan adalah orang
dekatnya LBP.
Situasi yang baik itu muncul
ketika KPK menyelidiki dugaan korupsi e-KTP yang melibatkan Setnov.
Sinterklas ini hampir tidak bisa
mengelak dengan adanya bukti dan saksi yang memberatkan dirinya. Posisinya
sebagai ketua umum Golkar pun digoncang. Panik, Setnov mengeluarkan sinyal
bahwa partainya mendukung Jokowi sebagai Capres 2019.
Sayangnya, Jokowi sudah
mengisyaratkan bahwa ini adalah proses hukum dan bukan politik.
Dengan sinyal Jokowi itu, maka
bergeraklah KPK mendatangi Setnov untuk menangkapnya. Dan - seperti kita tahu -
Setnov pun beraksi. Seperti ninja, cukup membanting granat asap, buzzzz, ia
lenyap dari pandangan. Ini ilmu kanuragan tingkat tinggi, selevel Brama
Kumbara.
Seperti sudah diduga, JK
memaksakan munaslub untuk mengganti Setnov. Situasi yang sama saat terjadi
dualisme kepemimpinan Golkar antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono tahun
2016.
Pertanyaannya, bagaimana
seandainya kelompok JK yang menguasai Golkar?
baca: Operasi Senyap Jokowi
Tentu ini jadi PR besar buat
Jokowi. Situasi 2019 nanti bisa dilihat dari hasil Pilgub DKI kemarin, dimana
JK mendukung Anies Sandi. Dengan kendaraan Golkar, JK akan bermanuver menjadi
lawan politik Jokowi.
Dengan perolehan kursi 14 persen,
maka cukup menggandeng PKS yang mempunyai 6 persen kursi, maka JK sudah bisa
mengusung capres. Melihat kedekatan dan dukungan dia ke Anies, maka bukan tidak
mungkin JK akan menaikkan Anies sebagai alternatif Presiden untuk melawan
Jokowi.
Anies adalah wajah baru dalam
Pilpres 2019 nanti, karena Prabowo sudah harus masuk kotak. “Sudah old..” Kata
seorang teman.
Dengan keahliannya, JK akan
menggandeng partai-partai koalisi yang kemaren tergabung dalam KMP -seperti PAN-
untuk mendukung rencananya. Kekuatan besar akan digalang, sehingga nantinya
hanya ada dua Capres saja, persis seperti Pilpres 2014.
baca: Dengkul Pak Amin Rais
Itulah kenapa Anies sudah bersiap
diri dengan slogan “Pribumi”, sebagai upaya menyiapkan dukungan dari kelompok
anti Jokowi. Kemenangannya di Pilgub DKI sebagai modal untuk menaikkan namanya.
JK pintar. Dengan mendorong KPK
maka ia bisa dengan legal menyingkirkan Setnov dengan bersih, sekaligus
membangun citra ketika Golkar ada di bawah kendalinya nanti, bahwa Golkar
sekarang sudah anti korupsi. Sekali tepuk, tiga lalat berguguran. Dua lalat
mati, satu dimakan..
Menarik melihat situasi internal
Golkar saat ini. Lebih menarik lagi ketika LBP muncul ke permukaan dan siap
bertarung lagi dengan JK - seperti di munaslub sebelumnya.
“Old soldier never die..” begitu
kata Jenderal McArthur. Usia mereka boleh tua, tapi dalam kancah politik, yang
muda-muda cukup nonton sambil makan kacang aja..
Betul begitu, pak Prab?. Menggeram...