![]() |
ILC |
Tidak mudah memang berada dalam
ruang bernama ILC kemaren. Saya terbiasa nervous di awal ketika menjadi
pembicara dimana saja dan biasanya mulai panas sesudah 20 menit dan bisa berbicara
selama 2 sampai 4 jam.
Kenapa lebih mudah menjadi
pembicara daripada tampil di ILC?
Karena menjadi pembicara adalah
panggung sendiri, bukan panggung banyak orang. Ketika berada satu panggung
dengan banyak orang, maka disini dibutuhkan kontrol emosi yang kuat untuk
mempersilahkan orang lain bicara menyampaikan pikiran-pikiran.
ILC adalah panggung dengan
pembicara sebanyak 10 orang. Bayangkan, bagaimana 10 ego dikumpulkan dalam satu
ruangan.
Yang terjadi memang yang menang
adalah yang belakangan komentar. Karena dia bebas mengomentari orang lain
berdasarkan komentar orang tersebut, tanpa harus memikirkan balasan komentar.
Jadi saya bisa mengambil
kesimpulan, Prof Mahfud lah bintangnya, karena dia mendapat giliran terakhir
dengan menggepuki semua komentator berdasarkan komentar-komentar mereka dan
tidak mendapat komentar balasan. Ia yang mengambil kesimpulan.
Saya sendiri sesudah bicara
sekian menit kemudian banyak terdiam dan ngantuk yang hampir tidak bisa
ditahan. Bosan dengan retorika yang dibalut bahasa rumit supaya tampak cerdas
dan terpaksa harus mendengarkan mereka sekian jam.
Dalam ajang seperti ILC ini
memang dibutuhkan kelihaian moderator untuk memainkan apinya. Dan saya tidak
melihat itu dari Bang Karni yang cuma membuka dan menutup acara. Entah kenapa
tidak seperti acara ILC di awal-awal.
Ketika menerima undangan dari
ILC, saya lebih menerimanya karena penasaran seperti apa sih berada di panggung
seperti itu? Bukan karena ingin mencari panggung apalagi popularitas dengan
mendebat banyak orang menunjukkan dominasi saya.
Mirip seperti di medsos, dimana
saya lebih ingin menyampaikan pikiran daripada mendebat orang yang komentar.
Komentar silahkan saja, toh semua orang punya hak bicara.
Kalau masalah di buly mah sudah
biasa, toh selama ini juga di buly. Anggap saja sedang ada di kebun binatang
dan kebetulan ada di samping kandang.
ILC buat saya lebih kepada ingin
mencari pengalaman daripada ingin tampak hebat dengan semua argument-argumen
pembenaran.
Dan saya harus memahami bahwa ILC
tetap saja acara tv yang lebih membutuhkan rating daripada mencari kejelasan.
Sekali-sekali memang harus ada disana
untuk melihat seperti apa kondisi sebenarnya. Melihat kondisi riil dibalik
kemegahan sebuah acara dengan Pernik-perniknya.
Ah tidak seenak ngopi di warkop
tentunya..