![]() |
Slogan |
Jaman dulu banyak sekali
tokoh-tokoh dari umat Islam yang bukan saja terkenal, tetapi ilmunya bermanfaat
bagi manusia..
Ada Abu Bakar Muhammad bin Razi
atau dikenal dengan nama Razi, orang pertama yang menulis tentang imunologi dan
alergi.
Ada juga Al Haitam atau dikenal
dengan nama Al Hazen seorang ahli matematika dna ilmu falak. Tulisannya
mengenai cara kerja mata manusia masih menjadi referensi penting di bidang
kajian sains barat.
Ada Jabir Ibnu Khayam, yang
dikenal di Eropa dengan nama Ghebert. Ia ahli kimia yang menyempurnakan reaksi
kimia lainnya spt sublimasi, destilasi dan kristalisasi.
Ada juga Al Khindi yang mengarang
270 buku ensiklopedi. Ada juga Al Farabi, seorang filsuf yang ahli matematika
dan logika. Belum lagi nama seperti Ibnu Sina yang dikenal dengan nama Avicena
yang jago astronomi dan - sekali lagi - matematika.
Itu dulu..
Ketika barat sedang kagum2nya
dengan ilmuwan dari timur tengah dan mengembangkan pemikiran2 awal dari mereka
dan menjadikannya sebagai teknologi modern yang berkembang saat ini..
Sekarang, yang ada adalah umat
yang tidak mampu menghitung luas Monas dan sekitarnya, sehingga langsung saja
bicara “7 juta orang hadir disana..”
Ada lagi yang bangga dengan minum
kencing unta beranggapan mereka bisa seperti Asterix dan Obelix yang minum
ramuan ajaib dari desa Galia..
“Kenapa umat Islam jadi banyak
yang bodoh gitu ya bang ?”
Sebagian besar berkat peran
mereka yang menyebut dirinya “ulama” tapi sesungguhnya adalah kriminal berbaju
agama. Mereka diikuti karena kepandaiannya berbicara, bukan karena ahlaknya
yang mengajarkan rahmat bagi alam semesta.
Mereka yang menjual ayat untuk
kepentingan duniawinya dan diikuti oleh banyak orang buta yang termakan dogma.
Mereka yang menjual agamanya demi menjadi penguasa dan takjub akan kemegahan
dirinya sendiri..
Begitu banyak kriminal berbaju
agama, yang menobatkan dirinya sendiri sebagai ulama.
Buat mereka, kebodohan umat
adalah sesuatu yang harus terus dipelihara supaya mereka tetap berkuasa. Karena
orang pintar, cenderung merdeka dalam berfikir dan mengkritik kezaliman mereka.
Para kriminal itu sepeti serigala
yang berbaju Nabi. Hanya orang yang luas cara berfikirnya bisa melihat ekornya
yang mengintip dari jubah kebesarannya.
“Bagaimana bisa membedakan bahwa
dia seorang ulama dan dia seorang serigala berbaju agama ?”
Aku tersenyum..
“Ahlaknya. Ahlaklah yang
memberitahu mana ulama sebenarnya dan mana ulama yang hanya topeng belaka..”
Butuh bercangkir kopi hanya untuk
memahami hal yang sesederhana ini..
“Pemimpin yang bodoh ada karena
yang memilihnya bodoh..”