Setiap kali Sandiaga Uno mampir ke
pasar tradisional, ia selalu mengoceh tentang mahalnya harga bahan pokok di
sana.
Mulai dari tempe setipis ATM,
juga uang seratus ribu yang hanya dapat bawang dan cabai saja, sampai hal-hal
yang sebenarnya tidak penting tentang masalah pangan. Pada intinya Sandiaga Uno
ingin menunjukkan bahwa ada masalah dalam ekonomi Indonesia dilihat dari
mahalnya harga bahan pokok.
Sandi sedang memainkan strategi
penyampaian kebohongan berulang-ulang supaya diyakini kebenaran. Bagi Sandi itu
hanya cara menaikkan elektabilitas dirinya.
Tapi apakah Sandiaga Uno peduli
dampak buruknya?
Kebohongan-kebohongan yang
dibangun Sandi malah berdampak pada pedagang pasar itu sendiri, terutama pada
pedagang pasar tradisional. Karena selalu diisukan "harga mahal"
dikhawatirkan orang akan takut belanja di pasar tradisional dan memilih belanja
di supermarket atau hypermarket yang dinilai lebih stabil.
Para pedagang pasar tradisional
yang notabene adalah rakyat kecil akan merasakan dampak langsungnya.
Berkurangnya pembeli akan menurunkan tingkat pendapatan mereka.
Dan jika Sandiaga Uno tidak
menghentikan cara kampanyenya yang selalu mengembuskan isu naiknya harga pangan
di pasar tradisional, maka akan banyak pedagang yang tutup. Bukan saja di pasar
tradisional, tapi juga pedagang keliling yang hanya bergantung pada jualannya.
Jika begitu terus, yang terjadi
adalah munculnya pengangguran baru. Apakah ini yang dikehendaki seorang
Sandiaga Uno?
Ketua Komite Pedagang Pasar (KPP)
Abdul Rosyid bahkan mengatakan, Sandiaga hanya memanfaatkan para pedagang pasar
sebagai alat politiknya saja. Sibuk nyinyir tentang kenaikan harga tapi tidak
pernah memberikan langkah konkret bagaimana cara menstabilkan harganya. Sandi
menikmati hasilnya, pedagang pasar yang terkena dampak buruknya.
Seharusnya para pedagang pasar
tradisional mulai melaporkan model kampanye Sandiaga Uno ke Badan Pengawas
Pemilu. Kampanye negatif Sandi berdampak negatif terhadap para pedagang
tradisional. Dan ini tidak bisa bisa dibiarkan terus menerus.
Lebih baik Sandiaga Uno menceritakan
program-programnya bagaimana menstabilkan harga di pasar tradisional. Program
yang digagas Sandi - jika kelak dia terpilih - akan menjadi acuan pengembangan
pasar tradisional mulai hulu ke hilir, supaya bisa bertahan di tengah arus
globalisasi ini.
Jika nyinyir terus tanpa solusi,
kucing yang kejebak dalam kaleng rombeng juga bisa. Sandi datang ke pasar
tradisional tidak menyediakan gagasan, hanya sibuk dengan masalah. Sandi
mungkin lupa bahwa menyelesaikan masalah harga tidak semudah memakai kalung petai
di kepala.
Eh, Sandi berani gak ya datang ke
tukang daging dan pake gumpalan tetelan sebagai topinya? Pasti gagah dan
instagrammable, meski sesudah itu harus mandi kembang tujuh rupa.
Seruput.
Tagar.id