Aku akhirnya melangkahkan kaki
menuju bioskop 21 ditengah kota Jakarta..
Ada teman yang bilang bahwa film
Hanum dan Rangga yang sedang main itu bagus banget ceritanya. "Kalau lu
senang film Bohemian Rhapsody, lu pasti senang film Hanum dan Rangga.."
kata temanku. "Wah, dimana kesamaannya ??" Tanyaku heran.
"Sama-sama bercerita tentang karir dan keluarga.."
Dan akhirnya sampai juga di depan
tempat pembelian tiket, sama sekali tidak ada antrian di tempat pembelian tiket
untuk film Hanum dan Rangga. "Kereenn.." pikirku. "Begitu tertib
dan efisiennya penonton Hanum dan Rangga, sehingga mereka tidak perlu antri
berlama-lama hanya untuk membeli tiket saja.
Tetapi beda dengan tempat
penjualan tiket sebelahku, kalau tidak salah disana diputar film tentang Ahok.
Antriannya, makk.. kayak antri bus kota. Wih, untung aku tidak antri disana.
Penonton film Ahok memang tidak beradab, nonton aja mesti antri segitu rupa.
Ihhh..
Dari judul film itu aku baru tahu
nama aslinya Ahok ternyata Aman. Dia dipanggil Ahok. Makanya judul filmnya Aman
called Ahok.
Begitu juga ketika pengumuman
masuk studio didengarkan. Penonton film Ahok berebutan masuk studio, sedangkan
aku melenggang sendirian. Berasa diistimewakan..
Didalam ternyata ada sekitar 5
atau 6 orang penonton berpasangan. "Wuihh ciamik.." pikirku lagi. Aku
baru tahu bahwa aku penonton ke 7 yang datang. Luas dan lega banget. Aku
tersenyum senang seperti waktu naik kereta yang gerbongnya kosong, bisa
berpindah-pindah tempat duduk. Kadang di A6, kadang di B9 dan kadang maju paling
depan dekat layar.
Aku membayangkan studio sebelah
yang mutar film Ahok pasti penuh sesak. "Beda ternyata, penonton kelas
bisnis sama kelas ekonomi.." pikirku. Kelas bisnis ya begini ini, sepi dan
lega.
Sepanjang film diputar, sekali
kali aku lihat para penonton yang hanya ada beberapa di belakang. "Wah
kepala mereka hilang.." pikirku. Pasti mereka nonton sambil tidur-tiduran.
"Kelas bisniss.." pikirku senang.
Untuk filmnya sendiri aku tidak
begitu memperhatikan, karena sibuk pindah-pindah tempat duduk. Yang aku tahu
bintang filmnya berjilbab, itu saja.
Sialnya, waktu aku pindah tempat
duduk di dekat sepasang penonton, kulihat mereka berdua sedang melakukan yoga.
"Mas, jauh-jauh dong, tempat duduk kan banyak.." kata yang wanita
sambil merengut kesal karena merasa diganggu. Pakaiannya acak-acakan.
Dimulutnya ada segumpal rambut. "Ihhh untung aku gak beli popcorn, ada
rambutnya gitu.." pikirku lega.
Akhirnya film selesai. Aku juga
gak tahu kapan mulainya tiba-tiba selesai begitu aja..
Dan dengan senang aku melangkah
keluar. Pasti akan kuceritakan pada temanku supaya nonton film ini.
"Recommended..." Begitu aku telpon temanku waktu dia nanya, gimana
filmnya ?
"Filmnya cerita tentang
perselingkuhan. Dulu Rangga pacaran lama sama Cinta, tapi menikahnya dengan
Hanum. Salahnya Cinta sih, gak mau disuruh pake jilbab sama Rangga.."
ceritaku semangat.
Akhirnya kucari warung kopi.
Tempat dimana aku harus menulis pengalaman menontonku kali ini. Tapi sebelumnya
aku pesan menu dulu..
"Mas, pesan Cappucino satu
yang hot.." pintaku. "Juga pesan popcornnya yang medium, tapi ingat,
jangan pake rambut yaa.."
Malam ini senang sekali..