"Terpaksa aku minta bantuan
dari kalian semua. Karena kita kekurangan dana perjuangan. Kita hanya bisa
bergantung kepada rakyat," kata Prabowo di hadapan relawannya di Istora
Senayan, kemarin.
Prabowo pun mengaku bahwa ia
sudah meminjam ke Bank Indonesia, tetapi tidak diberi. Ini pernyataan yang
mengherankan, sejak kapan Bank Sentral seperti Bank Indonesia bisa meminjamkan
uang ke masyarakat umum?
Dari pidato Prabowo ada dua
pertanyaan. Benarkah dia kehabisan uang? Atau itu hanya mencari simpati saja?
Dari hasil analisa, sepertinya
memang Prabowo kehabisan uang. Biaya untuk mobilisasi Pilpres ini butuh biaya
tidak sedikit. Triliunan rupiah. Tahun 2014 lalu seorang pengamat mengatakan,
biaya logistik Pilpres seorang Capres sebesar 7 triliun rupiah.
Dan Prabowo sudah mengikuti
Pilpres dua kali, yaitu tahun 2009 dan 2014. Bayangkan sudah berapa triliun
dana yang ia hamburkan dengan sia-sia?
Itulah kenapa ia sekarang
kekurangan dana. Hasjim Djojohadikusumo, adik Prabowo memang pengusaha besar.
Tetapi ia sudah kehilangan uang triliunan rupiah untuk membiayai partai dan
pilpres selama dua periode Prabowo nyapres. Tentu ia akan berpikir panjang
untuk mendanai penuh pilpres kali ini, karena sebagai pengusaha, ia tentu mulai
berpikir untung dan ruginya. Dan kali ini banyak ruginya.
Prabowo juga ternyata agak salah
memilih Sandiaga Uno sebagai Cawapres.
Awalnya dia berharap dapat dana
dari Demokrat untuk Pilpres dengan menjanjikan AHY sebagai Cawapres. Tapi
karena Demokrat hanya janji-janji manis saja, akhirnya Prabowo mencari
"siapa yang punya uang, akan saya jadikan Cawapres sekarang juga".
Datanglah Sandi seorang
Investment Banker menawarkan modal dalam model "nota perjanjian".
Tapi ia hanya bawa uang muka dulu sebagai pemanisnya. Maksud Sandi, sesudah dia
dapat "sertifikat" sebagai Cawapres, baru surat itu akan ia dagangkan
ke teman-teman pengusahanya.
Prabowo setuju. Sah! Sandiaga
jadi Cawapresnya.
Jokowi tahu ini. Dan dia tidak
kalah pintar. Cara melawan pengusaha adalah dengan pengusaha juga. Maka
diangkatlah Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye.
Apa tugas ET? Bukan sebagai
koordinator tim politik karena ia tidak punya pengalaman di sana. Tugas utama
ET adalah melobi para pengusaha yang kemarin di lobi Sandiaga Uno untuk menutup
kerannya.
Bum! Kelas lobby ET jelas lebih
tinggi dari Sandi. Apalagi ada abangnya Boy Thohir yang punya power terhadap
banyak pengusaha kelas atas di Indonesia. Para pengusaha yang kemarin dilobby
Sandi mendadak beralih ke Jokowi karena di sana "lebih
menguntungkan".
Manyunlah Sandi. Sertifikat
Cawapresnya tidak laku dijual ke mana-mana. Mungkin karena itu ia buru-buru
mencairkan sahamnya untuk menutupi janji yang sudah ia berikan, meski masih
jauh dari cukup.
Prabowo mau marah gimana? Dia
tidak bisa mundur dari arena, apalagi mengganti wakilnya. Bisa kena sanksi
hukum dari KPU. Akhirnya ia cuma marah dan akhirnya pasrah. Biarlah semua
seperti adanya.
Itulah kenapa kampanye mereka
minim sekali. Kalau gak main tempe, ya main Ratna Sarumpaet yang gagal. Mau
bayar konsultan Donald Trump dari mana duitnya? Ya udah copy paste aja
seadanya.
Bayangkan. Saat Pilpres nanti
Prabowo harus menyediakan uang ratusan miliar rupiah untuk membayar 1,6 juta
saksi di TPS-TPS. Pusing, gan....
Dan di kejauhan sana, Jokowi
ketawa ngikik sambil memberi makan cebong-cebongnya, "Gagal maning, gagal
maning sonnnn...."
Seruput kopinya.
Tagar.Id