![]() |
Ilustrasi Korban PHK |
Jakarta -
Mungkin banyak yang belum tahu... Dunia sekarang menghadapi tsunami resesi
ekonomi. Di Amerika sudah 33 juta orang kena PHK. Di China ada 80 juta orang.
Eropa sendiri pusing dengan 60 juta pekerja terancam PHK.
Badai Corona
ini membuat Amerika harus berhutang 46 ribu triliun rupiah. Sebagian besar
hutang bukan untuk menghadapi Corona, tapi untuk menyelamatkan keuangan
perusahaan2 yang mulai rontok bersamaan.
Eropa sendiri
menggalang dana hampir 2 ribu trilyun rupiah, untuk menyelamatkan ekonomi
mereka.
Jadi jangan
anggap remeh resesi ekonomi kali ini. Karena seperti kita pernah obrolkan dulu,
virus membunuh beberapa orang tetapi resesi ekonomi bisa menghancurkan sebuah
negara.
Inilah
masa-masa menakutkan bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Produksi berhenti,
ekonomi hancur, orang ketakutan. Dan dampak besarnya adalah jutaan orang
kehilangan pekerjaan.
Para
pengusaha di Indonesia bahkan sudah warning, mereka hanya bisa bertahan terakhir
di bulan Juni saja. Kalau Juni mal-mal masih tutup, kantor-kantor gak boleh
kerja maka banyak perusahaan bangkrut. Dan untuk menyelamatkan keuangan banyak
perusahaan itu, butuh dana ribuan triliun rupiah. Hancurlah kita..
Jadi kita
harus paham kenapa Jokowi harus melonggarkan ikatan dari ketakutan terhadap
virus Corona ini. Kita tidak bisa hidup dalam ketakutan terus, harus mulai
bergerak untuk melancarkan nadi perekonomian kembali
Itulah kenapa
transportasi publik setahap demi setahap dibuka. Juni sekolah-sekolah harus
kembali aktivitas. Kantor mulai bergerak.
Dan untuk
sekarang, Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Covid, sudah mengumumkan bagi warga
yang berusia dibawah 45 tahun, boleh kembali beraktivitas. Pertimbangannya,
karena selama ini yang rentan akan dampak Corona adalah mereka yang berusia
diatas 45 tahun.
Pasti banyak
yang mencaci, "Wah, kok pemerintah seenaknya saja. Bagaimana kalau nanti
angka tertular Corona jadi meninggi ??"
Percayalah.
Lebih mengerikan melihat statistik jumlah orang yang di PHK, daripada statistik
jumlah orang positif Corona sekarang ini. Yang ribut biasanya kelas menengah
yang hidup ketakutan meski masih bisa makan, tapi kelas bawah perut laparnya
gak akan bisa ditahan.
"Berdamailah
dengan Corona.." Kata Presiden beberapa hari lalu.
Ya mau tidak
mau, kita harus realistis dan menatap ke depan bahwa kita sekarang harus
membangun benteng2 besar supaya tsunami resesi tidak masuk ke halaman, daripada
sibuk mengutuk gempa Corona yang kemarin datang..
Memangnya mau
berapa lama lagi kita harus hidup dalam ketakutan?
Seruput kopinya, kawan.. Jalan semakin terjal di
depan.